Gawat! Kiai Sepuh Lirboyo: Harus Diputus Mata Rantai Corona
Sesepuh Pesantren Lirboyo, KH Anwar Manshur bersikap responsif menyikapi pandemi Covid-19 alias Virus Corona. Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, yang dipimpinnya, mengingatkan pentignya untuk memutus mata rantai virus yang menggemparkan dunia saat ini.
Dengan mengeluarkan maklumat khusus terkait program pesantren salah satunya saat Ramadhan 2020 yang ditunda, menyusul diperpanjangnya masa darurat Virus Corona.
Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri, ada sekitar 22 ribu santri yang menimba ilmu dari berbagai macam daerah di Indonesia. Para santri juga selalu diajak hidup sehat, olahraga, agar terhindar dari penyakit.
Maklumat Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri itu dibuat pada 23 Maret 2020 yang ditanda tangani langsung oleh KH Anwar Mansyur Pengasuh PP Lirboyo Kediri, serta KH Abdulloh Kafabihi Mahrus, Ketua Umum PP Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal).
Isinya, selain kebijakan terkait dengan kegiatan pengajian saat Ramadhan, juga pelaksanaan penutupan pengajian kitab kuning Al Hikam yang akan dilakukan pada Kamis 2 April 2020 ditiadakan. Pelaksanaan Munas IV Himasal, Munas I LIM, reuni akbar VI, reuni kelas ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Untuk sementara waktu, maqbaroh Lirboyo dibatasi bagi peziarah. Pemulangan santri dilakukan pada Sabtu 4 April 2020 dan yang pulang tidak diperbolehkan kembali ke pondok sampai Jumat, 5 Juni 2020.
“Sesuai maklumat, untuk Ramadhan kami libur, tidak terima santri dari luar. Jadi, mungkin pengajian oleh santri yang tersisa saja, yang rumahnya jauh atau rumahnya di daerah yang risiko tinggi,” kata KH Abdul Muid Shohib, juru bicara keluarga dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, di Kediri, Rabu 25 Maret 2020.
Aktivitas di pesantren untuk Ramadhan, menurutnya, nantinya tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Saat Ramadhan biasanya terdapat kegiatan oleh santri kilatan, namun kini ditiadakan, demi mengikuti anjuran pemerintah memutus mata rantai penyebaran Virus Corona.
“Tahun ini kami umumkan tidak ada pengajian (ngaji kilat khusus saat Ramadhan) seperti tahun sebelumnya,” ujar dia.
Selain itu, di pesantren biasanya di akhir tahun banyak agenda, dan kini dibatalkan semua. Bahkan, libur santri juga dipercepat yang seharusnya pada pertengahan April dimajukan di awal April.
Santri juga wajib pulang, kecuali yang mereka tinggal di daerah yang risiko penyebaran virus corona tinggi. Proses kepulangan santri juga akan dikoordinasikan dengan diangkut menggunakan angkutan yang telah disediakan misalnya bus. Untuk bus, sebelum keberangkatan juga akan disemprot dengan cairan disinfektan demi mencegah virus menempel.
“Kepulangan santri kami organisasi, tidak boleh pulang sendiri. Wajib pulang pada intinya, namun ada pengecualian yang daerahnya risiko tinggi kami beri toleransi atau harus ada penjemputan. Yang jelas, kami tidak seperti tahun sebelumnya, dimana santri saat libur boleh bebas naik alat transportasi, sekarang kami organisasi, menyediakan bus ke suatu wilayah dan kami sterilisasi. Ini biar terkontrol selama di perjalanan,” kata dia.
Ia juga sudah koordinasi dengan polisi terkait dengan rencana kepulangan para santri tersebut, agar Polresta Kediri berkoordinasi dengan jajaran di daerah lain, sehingga para santri yang pulang ke daerahnya masing-masing tidak mengalami penolakan.
“Kami lapor ke Polres, minta dibantu agar saat masuk ke kota mereka bisa dikoordinasikan ke aparat agar tidak ditolak,” ujar Gus Muid, sapaan akrabnya.