Gawat, Air Sungai Utama di Jawa Bisa Sebabkan Gangguan Hormon
Ecological Observation and Wetlands Conservation atau sering disebut ECOTON menyebut sungai nasional yaitu Kali Brantas, Bengawan Solo, Citarum dan Ciliwung sudah tercemar mikroplastik. Padahal, sungai-sungai nasional ini perannya sangat vital. Selain untuk bahan baku PDAM sungai air sungai di Jawa juga digunakan sumber irigasi yang menyuplai lebih dari 50 persen stok pangan nasional.
"Jadi saat ini ada ancaman serius berupa mikro plastik yang mencemari sungai-sungai di Pulau Jawa," ujar Eka Chlara Budiarti (26) peneliti ECOTON lewat keterangan tertulis.
Kata alumni Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang ini, menyebut penelitian sudah dilakukan sejak awal 2021 lalu. ECOTON bersama tim relawan sungai Nusantara telah melakukan uji sample air sungai di Indonesia dan melihat kandungan mikro plastiknya. Sayangnya, semua sample yang diambil dari Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Nusa Tenggara dan Jawa menunjukkan semua mengandung mikro plastik.
Kandungan mikro plastik dalam air ini, pada gilirannya akan masuk ke dalam rantai makanan melalui air, plankton, benthos, ikan air tawar, ikan laut (seafood) dan masuk kedalam tubuh manusia. Padahal mikroplastik masuk dalam kategori EDC (Endocrine disruption Chemical) bahan kimia pengganggu hormon.
"Mikro plastik mengandung bahan tambahan seperti phtalat, bhispenil A, alkhyl phenol, pigmen warna dan anti retardan, semua bahan kimia tambahan ini bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker dan mengganggu hormon" ujar Chlara
Gangguan hormon akibat senyawa EDC akan mendorong gangguan reproduksi, gangguan pertumbuhan, menopause lebih awal, menstruasi lebih awal bahkan saat ini ditemukan adanya penurunan kualitas sperma dan indikasi intersex.
"Pemerintah harus mengendalikan polusi plastik dan masyarakat harus mulai menghentikan penggunaan plastik sekali pakai seperti sedotan, tas kresek, styrofoam, botol air minum sekali pakai dan sachet agar volume sampah plastik bisa berkurang" ujar Chlara
Advertisement