Gasing Bola Bikin Presiden Pusing
Saya belum pernah melihat Presiden Joko Widodo curhat. Kali ini, rupanya ia perlu melepaskan beban batinnya saat diundang buka bersama DPP Partai Amanat Nasional (PAN) di Jakarta, Minggu kemarin. Ia sempat curhat tentang batalnya tuan rumah Piala Duni U-20.
Sinyal bahwa Presiden sangat gelo (kecewa) dengan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 sejak pekan lalu. Ketika detik-detik Presiden mengutus Ketua Umum PSSI Eric Tohir melobi Presiden FIFA Gianni Infantino si Qatar.
Saya membaca sikap Presiden melalui pernyataan putranya yang juga Walikota Solo Gibran Rakabuming. Yang juga tampak gelo dengan pembatalan itu. Dia mengungkapkan kegeloannya terhadap kepala daerah yang memprotes keikutsertaan Timnas Israel.
Dia bilang kalau protes mestinya dari dulu-dulu. Jangan ketika sudah semuanya siap dengan infrastruktur dan segala hal yang menyertainya baru melayangkan protes. Ia menyampaikannya dengan wajah kusut dan tampak sekali kekecewaannya. Meski kemudian ia sempat minta maaf ke kepala daerah yang dimaksud.
Saya pun berkali-kali melihat video pidato Jokowi di buka bersama PAN. Yang juga dihadiri sejumlah pimpinan partai besar kecuali yang sudah tergabung dalam koalisi pendukung Anis Baswedan. Konon, Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri juga diundang tapi tidak hadir.
Di depan para ketua partai itu, ia menyebut kata pusing sampai lima kali. Terutama ketika terkait urusan Piala Dunia U-20. "Tapi yang urusan bola ini memang, pusing saya dua minggu ini gara-gara bola, pusing, betul,” katanya sambil meremas-remas tangannya sendiri. Kali ini, ia tampak sedih, kecewa, meski diakkhiri dengan kata pasrah.
Dia menceritakan jika sulit sekali untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia. Sebab, yang mengajukan bukan satu atau tiga negara. “Puluhan negara mengajukan dan kita juga ikut mengajukan lobi sana, lobi sini menyampaikan apa kesiapan infrastruktur dan fasilitas fasilitas kita, akhirnya terakhir tiga negara dan kita dipilih," kisah Presiden.
Dalam rangka itu, pemerintah sudah menyiapkan infrastruktur selama tiga tahun agar Indonesia dapat menyelenggarakan Piala Dunia U-20 pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023 di enam provinsi. “Kita menyiapkan tiga tahun, lapangannya dicek, diperbaiki, dicek lagi, diperbaiki, dicek lagi, tidak semudah itu,” tambahnya.
“Dan saat kita menandatangani country house guarantee, di situ sudah tercantum semuanya apa-apa yang harus kita komitmenkan dan kita tanda tangan. City house komitmen tanda tangan tanda tangan ada semuanya,” lanjut presiden.
Ia pun lantas bilang pasrah dengan mengatakan jika itu sudah menjadi kehendak Allah. “Kita terima sebagai sebuah pembelajaran ke depan agar tidak terjadi lagi. Itu aja yang bisa kita ambil pelajaran dari urusan bola. Tapi aduh pusing, pusing betul ngurusi bola itu, pusing," ungkapnya.
Majalah Tempo dalam laporan edisi membuat laporan tentang pembatalan Piala Dunia U-20 ini dengan judul Kartu Merah dari Tengku Umar. tengku Unar adalah alamat rumah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sampulnya pun menggambarkan Megawati sedang memegang kartu merah layaknya wasit sedang menghukum pemain yang melakukan pelanggaran berat.
Partai pemenang pemilu ini keberatan dengan keikutsertaan Timnas Israel yang lolos melalui kualifikasi. Lolosnya Israel lewat playoff jalur Piala Eropa U-19. Kemenangannya dalam playoff itulah membuat Timnas Israel berhak masuk ke putaran final Piala Dunia U-20 di Indonesia. Playoff ini berlangsung Agustus 2022.
Landasannya konstitusi. Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yang dengan tegas menentang penjajahan di seluruh dunia. Israel sampai sekarang dianggap telah melakukan penjajahan terhadap Palestina. Ini yang antara lain membikin presiden pusing. Antara tetap jadi tuan rumah atau dianggap melanggar konstitusi.
Uniknya, sebelum sikap tegas PDIP ini muncul, setahun sebelumnya delegasi Israel diterima dengan ramah oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Pimpinan parlemen yang juga putri Megawati itu menyambut delegasi Israel sebagai peserta Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) di Bali, tahun lalu. Ini yang membuat partai berlambang banteng moncong putih ini dianggap tak konsisten.
Salah satu yang ditekankan dalam curhat Presiden Jokowi adalah konsistensi terhadap komitmen. Misalnya komitmen yang telah ditandatangani pimpinan daerah yang telah ditunjuk menjadi city host Piala Dunia. Salah satunya adalah Bali. Namun, belakangan Gubernur Bali I Wayan Koster mengirim surat ke pemerintah pusat menolak kedatangan Timnas Israel.
FIFA akhirnya menunjuk Argentina menjadi tuan rumah menggantikan Indonesia. Timnas U-20 Indonesia pun batal mempunyai pengalaman bertanding dalam event yang digemari penduduk dunia ini. Mereka gagal karena bermain di Piala Dunia karena tuan rumah. Sedangkan Israel tetap akan bertanding karena lolos kualifikasi.
Bagi generasi baru bangsa ini, penyikapan terhadap Israel tersebut bisa dianggap aneh. Sebab, geopolitik dan ekosistem dunia sudah berubah. Apalagi, Dubes Palestina dengan tegas tidak mempermasalahkan keikutsertaan Timnas Israel dalam Piala Dunia di Indonesia. Ia masih yakin dengan komitmen Indonesia dalam membela Palestina.
Bahkan ada yang menggambarkan, sikap sebagian warga dan kelompok politik tentang timnas Israel ini seperti sikap kaum Wahabisme dalam beragama. Sikap yang menarik standar tindakan dan perilaku dalam dunia yang sudah sangat berubah ini ke jaman lalu. Soal Timnas Israel kembali ke Jaman Bung Karno. Sedang Wahabisme kembali ke Jaman Nabi ribuan tahun lalu.
Padahal, setiap zaman selalu memiliki kompleksitasnya sendiri. Karena itu, semua nilai atau bahkan ideologi selalu memerlukan tafsir baru sehingga tetap relevan dengan perkembanngan zaman. Teks dalam kitab yang menjadi sumber keyakinan umat beragama pun memerlukan tafsir baru. Agar agama terus menjadi inspirasi bagi peradaban baru. Apalagi ideologi.
Yang sudah pasti, batalnya Piala Dunia U-20 menjadikan jagat politik jelang Pilpres dan Pileg 2024 makin panas. Hubungan antara Presiden Jokowi dan Megawati digambarkan makin tegang. Sementara capres PDIP yang serinh disebut namanya ikut terjepit dalam ketegangan tersebut.
Di luar itu, bangsa ini menjadi kehilangan banyak peluang untuk membuat lompatan. Kehilangan kepercayaan untuk menjadi tuan rumah even besar dunia lainnya. Misalnya olimpiade dengan sebagainya. Karena itu pula akan kehilangan peluang pendongkrak ekonomi melalui pariwisata dan sebagainya.
Mimpi anak bangsa terkubur akibat permainan para orang tua mereka. Perlu puluhan tahun lagi untuk mengembalikan kepercayaan bahwa bangsa ini bisa menjaga komitmen yang telah disepakati bersama. Perlu puluhan tahun untuk meyakinkan dunia bahwa pembatalan mendadak komitmen seperti Piala Dunia U-20 ini tidak akan terjadi lagi.
Diakui atau tidak, Timnas Israel telah menjadi gasing –mainan yang diputar. Dan gasing itu telah membuat Presiden Indonesia pusing. Tampaknya, gasing itu tak hanya memusingkan presiden. Tapi juga bergerak dengan membentik-bentik lainnya. Kita tidak tahu gasing mana yang kelak akan berhenti berputar duluan.