Garuda dan Luka Lama Chairul Tanjung
Menteri BUMN Erick Thohir resmi merombak jajaran komisaris dan direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Ada nama Peter F Gontha, Duta Besar RI di Polandia, yang kembali menduduki jabatan sebagai Komisaris.
Sebelum jadi Duta Besar, Peter memang sempat menjabat sebagai Komisaris di Garuda pada 2011-2014 sebelum akhirnya dia keluar karena diangkat menjadi Duta Besar.
Peter mengaku siap untuk kembali menjabat sebagai Komisaris. Menurut dia, banyak masalah yang dialami perusahaan maskapai plat merah ini.
Lewat akun facebook pribadinya, Peter membuka soal luka lama Chairul Tanjung yang di Garuda, memiliki saham publik terbesar hingga 29 persen.
Dan berikut penuturan Peter F Gontha di laman facebook pribadinya:
Menteri Erick Thohir pemegang saham merah putih terbesar dan Chairul Tanjung pemegang saham publik terbesar Garuda Indonesia kembali Menominasi saya sebagai Komisaris Garuda Indonesia. Sebelumnya saya menduduki jabatan tersebut pada tahun 2011-2014 dan melepaskan jabatan tersebut pada waktu saya menjadi Duta Besar RI di Polandia.
Pada Tahun 2011, pada waktu menteri BUMN adalah Mustapha Abubakar, Garuda memutuskan untuk Mencatat sahamnya dipasar modal dengan harga perdana Rp750-1100 Rupiah. Adalah Moh. Nazarudin, Bendahara dari partai Demokrat, yang menyatakan akan membeli saham GARUDA dengan harga tersebut. Harga yang oleh pasar dianggap SANGAT TERLALU TINGGI. Pada saat harus terjadinya pembayaran Nazaruddin tidak muncul dan tidak datang menyelesaikan kewajibannya karena sadar bahwa harga saham tersebut jauh diatas kisaran harga nilai perusahaan.
Untuk tidak hilang muka, pemerintah meminta Kelompok perusahaan pimpinan CHAIRUL TANJUNG , untuk datang menjadi dewa penyelamat.
Achirnya CT setuju membeli saham Garuda sebanyak 29% dengan harga total sekitar $300 juta atau sekitar Rp 3.5 trilyun dengan harga saham rata rata Rp600 - Rp650. CT setuju membantu pemerintah namun oleh sementara "ORANG TERTENTU" dianggap CT langsung mengantongi keuntungan Ratusan Milayaran Rupiah. padahal harga saham terus merosot ke kisaran Rp500. ( sekarang bahkan hanya Rp460). CT Hanya mendapatkan hak kedudukan 2 Komisaris yaitu Chris Kanter dan saya, sementara seharunya hak nya adalah 2 komisaris dan 2 Direksi.
Namun CT hanya mengelus dada. Kami telah sampaikan pendapat kami untuk tidak membeli saham Garuda, tapi CT katakan: "Biarlah kita bantu Perusahan ini, perusahaan yang membawa bendera ke Manca Negara".
Didalam perjalan Garuda membaik, namun harga saham tetap hanya bertengger dikisaran Rp450 rupiah atau kerugian 200 per saham sementara CT dikatakan merauk keuntungan Ratusan milyar Rupiah. Pada hari ini CT Corp melalui investasi saham, Bunga dan perbedaan kurs(pada waktu itu kurs Dollar 11.000) telah menginvestasi sekitar Rp7 Trilyun Rupiah dan MENGANTONGI RUGI sekitar Rp3,5 Trilyun Ripiah.
Hak CT dikurangi lagi dengan hanya memberi 1 kedudukan komisaris. Sekarang kami Bersama Doni Oskario dan Chairal Tanjung mendapatkan kedudukan Komisaris, Wakil Dirut dan Wakil Komut untuk MENCOBA memperbaiki kinerja GARUDA.
Apakah salah kalau selama ini kami atau saya dari kelompok CT yang merupakan partisipan publik terbesar mengeluh dan secara terbuka mengkritik Manajemen Garuda atas keputusan-keputusan nya yang merugikan Garuda, bukan hanya dari segi operasional namun juga dari berbagai tindakan Korupsi yang terjadi hampir di semua level.
Hanya fitnah yang diterima CT dan group CT selama ini dari media dan media sosial, dengan tuduhan scenario besar untuk mengabil alih Garuda, namun kita akan tetap semangat MENCOBA memperbaiki Garuda perusahaan Nasional kebanggaan kita semua.
Kami mohon maaf menyampaikan informasi ini melalui media Sosial agar masyarakat mendapatkan gambaran bagaimana sakit nya fitnah yang dirasakan kelompok CT dan Chairul Tanjung pribadi, seorang pengusaha Nasional yang memperkerjakan lebih dari 150.000 karyawan di kelompoknya.
Hanya Tuhan YMK yang mengetahui akhir Cerita Garuda. Tantangan dan pekerjaan yang luar biasa sulitnya, semoga bisa kita perbaiki. Apakah saya bisa, sementara umur saya juga tidak muda lagi. Ucapan selamat dan selamat berjuang banyak saya terima, semoga bisa, semoga kita bisa menyelesaikan tugas perbaikan ini, SEMOGA.