Gara-gara Lindungi Sapi, Parlemen Jatim Revisi Perda
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur menyayangkan masih banyaknya sapi betina produktif yang dipotong. Padahal pemerintah sebenarnya telah memiliki perda nomor 6 tahun 2012 tentang larangan memotong sapi betina produktif.
"Sapi betina produktif batasannya punya anak 5-6 kali. Padahal kalau sapi lokal bisa punya anak hingga 11-12 kali. Selama anaknya belum sesuai batasan maka sapi betina dilarang dipotong," kata anggota komisi B DPRD Jawa Timur Suhartono, ketika dihubungi ngopibareng.id, Rabu 11 Juli 2018.
Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin jumlah sapi di Jawa Timur semakin menyusut dan tidak lagi produktif. Padahal, Jawa Timur selama ini merupakan lumbung sapi dan menjadi andalan nasional untuk memenuhi kebutuhan daging.
Dari catatan yang ada, jumlah sapi di Jawa Timur saat ini menyusut dan menyisakan empat juta ekor. Dengan jumlah ini, dikawatirkan Jawa Timur tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan daging nasional terutama kebutuhan daging di DKI Jakarta. Kebutuhan daging DKI Jakarta, sebanyak 30 persen disuplai dari Jawa Timur.
Politisi dari daerah pemilihan Jawa Timur 8 ini menduga, maraknya pemotongan sapi betina karena harga sapi betina memang lebih murah sehingga sangat diminati di pasar.
"Kami sedang merancang untuk merevisi Perda 6 tahun 2012 sehingga pemotongan sapi betina bisa lebih ketat dan tidak bisa lagi sembarangan dipotong," kata dia.
Sekadar diketahui, fenomena sapi betina produktif disembelih tidak hanya terjadi di Jawa Timur. Akibatnya, stok sapi secara nasional mulai kritis. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan lebaran idul qurban tahun ini, pemerintah terpaksa mengimpor 1900 ekor sapi dari Meksiko, Australia, dan Amerika Serikat. (wah)