Gara-gara Kebijakan Presiden Trump, Harley Davidson akan Pindahkan Pabriknya ke Luar AS
Harley Davidson berencana untuk memindahkan beberapa pabrik sepeda motor ikonis mereka ke luar negeri untuk menghindari tarif Eropa yang diberlakukan pada pekan lalu, demikian pernyataan resmi perusahaan tersebut pada Senin 25 Juni kemarin.
Uni Eropa (UE) menghantam produsen sepeda motor Amerika itu dengan tarif 31 persen pada Jumat, naik dari enam persen, meningkatkan biaya untuk konsumen UE sekitar 2.200 dolar Amerika (sekitar Rp30,9 juta).
Kenaikan tarif pajak barang buatan AS ke Eropa itu gara-gara kebijakan Presiden Donald Trump. UE menargetkan kendaraan asal AS itu sebagai bagian dari pembalasannya terkait tarif Presiden Donald Trump terhadap aluminium dan baja impor, salah satu aspek perang perdagangan multi-front Trump.
Memindahkan produksi ke sejumlah pabrik di luar negeri diperkirakan akan membutuhkan sembilan hingga 18 bulan, sehingga dalam waktu dekat Harley-Davidson akan menyerap biaya tarif UE, ungkap perusahaan tersebut dalam sebuah pemberitahuan regulasi.
Tidak ingin merusak penjualan di pasar utama UE, perusahaan itu akan "menanggung dampak signifikan yang dihasilkan dari tarif ini," yang akan menambahkan sekitar 30 hingga 45 juta dolar Amerika (sekitar Rp422,5 sampai Rp633,8 miliar) dalam biaya untuk sisa 2018 dan sekitar 90 juta hingga 100 juta dolar Amerika (sekitar Rp1,40 triliun) per tahun.
"Harley-Davidson mempertahankan komitmen kuat untuk pabrik berbasis di AS yang dihargai oleh para pengendara secara global," kata perusahaan itu.
"Meningkatkan produksi internasional untuk mengurangi beban tarif UE bukan preferensi perusahaan, tetapi mewakili satu-satunya opsi berkelanjutan untuk membuat sepeda motornya dapat diakses oleh para pelanggan di UE serta mempertahankan bisnis di Eropa."
Eropa adalah pasar terbesar kedua Harley-Davidson setelah AS. Perusahaan tersebut melaporkan pendapatan sebesar 521,8 juta dolar Amerika (sekitar Rp7,34 triliun) pada 2017 serta pemasukan 5,6 miliar dolar Amerika (sekitar Rp78,8 triliun). (afp/hs/nh/rr)