Gara-gara Berebut Ruangan, Klinik Mata RSUD Jayapura Ngambek Tak Mau Buka Layanan
Arogansi antarbagian di instansi pemerintah ternyata masih saja terjadi di negeri ini. Akhirnya, tentu saja warga yang ingin mendapatkan pelayanan publik yang menjadi korbannya. Tengok saja yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura, Provinsi Papua. Gara-gara manajemen RSUD berkonflik, berebut ruangan, akhirnya pasien yang hendak berobat mata, jadi korbannya.
Rita, salah satu pasien mata yang hendak di berobat di klinik mata RSUD Jayapura, harus gigit jari. Pasalnya sudah tiga hari dia bolak-balik hendak berobat di klinik mata RSUD Jayapura, namun selalu tutup. Dia pertama kali datang ke klinik ini Senin, 30 Juli lalu. Namun saat di depan klinik, pintu tertutup rapat. Tak menyerah, dia kemudian kembali lagi pada hari Selasa. Namun setali tiga uang, kilinik mata di RSUD ini ternyata juga masih tutup. Hingga akhirnya Rabu kemarin dia datang kembali, masih saja menemukan hal yang sama.
"Saya bingung kenapa ruangan klinik mata tutup, padahal tidak seperti biasanya selalu buka," ujar Rita kepada media.
Rita datang ke klinik mata RSUD Jayapura, ingin memeriksakan mata kirinya, yang sakit jika terkena panas matahari. Hingga kemarin, Rita masih harus menahan sakit di mata kirinya itu, karena belum mendapat perawatan dari rumah sakit.
Dari infornasi yang dihimpun, tutupnya klinik mata di RSUD Jayapura berawal dari ruangan bekas poli mata yang lama akan digunakan oleh manajemen yakni Wakil Direktur Umum dan Keuangan. Atas rencana ini Kepala Bagian Umum pun membuat surat yang ditujukan kepada Kepala SMF Mata dr. Esma, untuk segera mengosongkan ruangan karena akan digunakan oleh Wakil Direktur Umum.
Namun dr Esma keberatan untuk menyerahkan ruang tersebut. Alasannya ruang tersebut akan digunakan oleh coass mata. Ruangan ini akan digunakan untuk ruang standby atau siaga jika pasien cito yang harus segera mendapatkan perwatan.
Mendapati alasan dari Kepala SMF Mata, manajemen RSUD Jayapura kemudian menyarankan Kepala SMF Mata untuk mencari ruangan lain, karena ruang tersebut akan digunakan oleh Wakil Direktur Umum. Proses surat-menyurat bahkan sampai tiga kali. Merasa menemui jalan buntu, manajemen RSUD Jayapura, akhirnya mengambil langkah bongkar paksa pada Sabtu 28 Juli.
Merasa dilangkahi, dr Esma selaku Kepala SMF mata akhirnya menutup pelayanan pada Senin 30 Juli hingga kini. Sayangnya, tak ada pihak yang bersedia diklarifikasi atas masalah ini. Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Jayapura, Financia E. Watungadha ketika ditemui, juga enggan berkomentar terkait masalah tersebut. (ant)