GAR ITB Kumpulan Orang Mencari Kerjaan
GAR (Gerakan Anti Radikalisme) ITB adalah organisasi yang tanpa bentuk, tanpa AD/ART dan tanpa sekretariat. Gatut Prasetyo, Ketua Ikatan Alumni (IA) ITB Jawa Timur dua periode 2009-2019 memperkirakan terbentuknya GAR berawal dari kumpul-kumpul beberapa orang alumni yang lantas punya ide dan kemudian melakukan sesuatu.
"Beberapa orang berkumpul, kemudian mempunyai gagasan itu kan boleh-boleh saja, tidak melanggar peraturan. Jadi menurut saya GAR itu adalah OTB, organisasi tanpa bentuk yang mengatasnamakan alumni ITB. Entah alumni beneran atau bukan, siapa yang berhak meluruskan itu?" tanya Gatut Prasetyo.
Kalau Ikatan Alumni ITB, jelas sebuah organisasi, punya AD/ART, punya legalitas dan punya banyak anggota. "IA ITB bukan organisasi politik, bukan organisasi massa, bukan organisasi perusahaan, tetapi organisasi pengabdian. IA ITB punya misi dan visi yang jelas yaitu pengabdian kepada almamater, pengabdian kepada alumni, dan pengabdian kepada masyarakat. Lha kalau GAR itu pengabdian kepada siapa?"
Menurut Gatut Prasetyo, alumni Jurusan Arsitektur angkatan 1974, GAR ITB yang melaporkan Din Syamsuddin ke KemenPAN dan Reformasi dan Birokrasi, adalah mencari perkara.
"Menurut saya GAR berawal dari kumpul-kumpul, kemudian punya gagasan untuk mencari perkara dan ujung-ujungnya mencari proyek. Alumni ITB itu mayoritas jadi profesional yang secara ekonomi sudah mapan. Tapi harus diakui, ada juga yang secara ekonomi kurang berhasil. Kemudian mencari proyek dengan mengatasnamakan alumni. GAR, sekali lagi tidak ada hubungannya dengan Ikatan Alumni ITB," kata Gatut, mantan Ketua REI (Real Estate Indonesia) Jawa Timur.
Sementara Andi Sahrandi, alumni ITB lainnya dihubungi terpisah sepakat dengan apa yang dikatakan Gatut Prasetio. GAR adalah gerakan orang yang kurang kurang kerjaan. Dengan gerakan ini mereka berusaha mencari pekerjaan.
"ITB adalah lembaga pendidikan yang dari dulu damai. Segala macam perbedaan ada, tetapi tetap dalam rangka belajar untuk masa depan. Tidak ada main-main politik di kampus. Kemudian datanglah rombongan orang dari luar yang membawa-bawa politik masuk ke kampus, yang kemudian mengacaukan nilai-nilai ke ITBan. Sudahlah, bawalah politik murahan itu ke luar dari almamater ITB. Jangan bawa-bawa nama ITB kalau berpolitik murahan," kata Andi Sharandi, alumni ITB angkatan 1964 dari jurusan TP (Teknik Penyehatan), yang sekarang jadi TL (Teknik Lingkungan). (nis)