Gapasdap Prediksi Ada Kenaikan Penumpang dari Bali Jelang Nyepi
Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi di Bali biasanya terjadi peningkatan jumlah penumpang pada lintasan penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk. Peningkatan ini biasa terjadi dari arah Pelabuhan Gilimanuk menuju ke Banyuwangi.
“Biasanya orang yang berdomisili di Bali tapi tidak ikut merayakan Nyepi, biasanya ke Jawa,” jelas Ketua Gapasdap Provinsi Jawa Timur, Sunaryo, Selasa, 1 Maret 2022.
Sunaryo menyatakan, ini merupakan fenomena tahunan yang pasti terjadi sejak sebelum terjadi pandemi Covid-19. Dia menegaskan, menjelang perayaan Nyepi di Bali, pasti terjadi peningkatan jumlah penumpang dari arah Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang.
Menurutnya, sebelum pandemi, kenaikan jumlah penumpang dari Bali ke Jawa sebelum perayaan Nyepi cukup signifikan. Begitu terjadi pandemi Covid-19, angka kenaikannya mulai turun. Namun demikian tetap terjadi peningkatan jumlah penumpang.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya. Walaupun tahun kemarin masih pandemi tapi dibanding dengan hari-hari biasa ada kenaikan demand,” bebernya.
Dia memprediksi, untuk tahun ini peningkatan jumlah penumpang dari Bali ke Jawa akan terjadi pada Rabu, 2 Maret 2022 esok. Jika mengacu pengalaman tahun-tahun sebelumnya, biasanya peningkatan mulai terjadi sejak pukul 12.00 WIB hingga pukul 22.00 malam.
“Peningkatan terutama terjadi pada kendaraan roda empat pribadi dan sepeda motor,” terang Manager Cabang PT. Dharma Lautan Utama ini.
Untuk arus baliknya, yakni dari Banyuwangi menuju Bali akan terjadi pada H+1 Nyepi. Yakni pada Jumat 4 Maret 2022. Dia menyebut, mereka yang sebelumnya menyeberang ke Jawa akan kembali ke Bali pada saat penyeberangan Ketapang-Gilimanuk kembali dibuka.
“Nanti prediksinya di tanggal 4 (Maret) pagi jam 5 sudah ada arus balik,” katanya.
Sunaryo bahkan optimistis tahun ini peningkatan jumlah penumpang dari Gilimanuk ke Ketapang akan lebih tinggi dibanding tahun 2021. Sebab, saat ini biaya untuk mengurus persyaratan perjalanan seperti tes swab antigen jauh lebih murah dibanding tahun 2021.
“Mudah-mudahan dengan harga rapid antigen yang lebih murah masyarakat lebih mampu membelinya. Saya yakin tahun ini akan ada peningkatan lebih dari tahun kemarin,” pungkasnya.
Advertisement