Gapasdap Berharap New Normal Bisa Pulihkan Kondisi Penyeberangan
Penurunan jumlah penumpang kapal penyeberangan yang sangat signifikan membuat banyak operator kapal di Banyuwangi mengeluh. Bahkan sudah ada kapal yang disegel pihak bank karena tidak mampu membayar cicilan.
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai dan Penyeberangan (Gapasdap) Banyuwangi, Putu Widiana, kondisi yang dihadapi operator kapal saat ini sangat berat.
"Untuk gaji, operasional saja kita sangat kesusahan. Penurunan ini sangat terasa. Kita bayar gaji saja sangat sulit," kata Putu Widiana, Senin, 8 Mei 2020.
Dia menjelaskan, penurunan jumlah penumpang kapal penyeberangan saat ini mungkin sudah mencapai 80 persen. Untuk menutupi biaya operasional seperti biaya pembelian solar sudah sangat berat.
"Untuk perawatan kapal juga tidak mungkin bisa dilakukan dengan kondisi ini," katanya.
Putu Widiana menyebut, ada informasi salah satu kapal penyeberangan di lintasan Ketapang-Gilimanuk yang disegel bank karena tidak mampu membayar cicilan.
"Yang saya dengar ada satu kapal di sini. Di lintasan lain kita gak paham," katanya.
Menurutnya, kondisi ini bisa terjadi pada perusahan operator kapal yang lain jika kondisi ini tidak berangsur pulih. Bahkan, Putu Widiana mengaku kondisi ini bisa terjadi pada perusahaannya sendiri.
"Termasuk kita sendiri terasa sangat berat," katanya.
Rencana penerapan new normal yang akan dilakukan pemerintah menjadi harapan baru bagi operator kapal penyeberangan. Meskipun tidak bisa secara langsung memulihkan jumlah pengguna jasa hingga akhirnya kembali normal seperti biasanya.
"Memang tidak secara langsung perubahan bisa terjadi. Paling tidak kita bisa mengatur. Pemakai jasa kembali normal secara perlahan-lahan," katanya.