Ganjar Terkesan dengan Pengembangan Lurik di Klaten
Jika biasanya kain lurik hanya untuk surjan atau baju adat, di tangan Suji Pamungkas, kain tebal, kaku dan berwarna coklat tua itu bisa didesain dengan bagus dan kekinian.
Ya, mantan Mas Klaten ini berhasil mengembangkan lurik menjadi mode yang digemari anak muda dengan mengkombinasikan motif batik dalam setiap produknya.
Kabar moncernya Batik Tole membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo penasaran. Dalam lawatannya mengecek persiapan sekolah tatap muka dan vaksinasi di Kabupaten Klaten, Senin 29 Maret 2021, Ganjar menyempatkan mampir ke rumah Suji Pamungkas.
Di tempat itu, Ganjar langsung disambut dengan rentetan produk batik lurik seperti kemeja, jaket, hingga blus yang unik. Ganjar pun langsung membeli sejumlah produk yang dihasilkan Batik Tole.
"Mas Suji Pamungkas ini menarik, dia berhasil mengembangkan produk lokal Klaten, lurik jadi lebih baik. Ia yang pernah jadi Mas Klaten loyal dengan profesinya untuk mengembangkan fashion yang kini terkenal," katanya.
Menurut Ganjar, cara Suji merupakan bagian dari pengembangan ekonomi kreatif anak muda yang harus terus didukung karena mengangkat potensi lokal.
"Sekarang lurik Klaten berkembang bagus, tidak seperti dulu yang tebal dan panas dan digunakan baju adat. Sekarang bisa dipakai umum dan desainnya anak muda banget," imbuhnya.
Ganjar mengatakan akan terus mendorong inovasi dan kreasi anak muda di Jateng. Selain pendampingan, pihaknya juga telah membuat ruang khusus menampung kreasi anak muda bernama hetero space.
"Kalau mau bicara desain, bisa masuk hetero space. Kalau kesulitan akses modal, maka kami dekatkan. Ada KUR dan ada Bank Jateng yang siap memfasilitasi. Kalau cara pemasarannya sulit, kami bantu agar bisa masuk ke marketplace-marketplace raksasa nasional. Pasti itu bisa nendang, tinggal disiapkan kualitas dan design yang bagus saja," pungkasnya.
Sementara itu, Suji mengatakan akan terus berinovasi dalam mengembangkan batik lurik miliknya. Saat ini saja, tak kurang dari 100 produk mampu dijual dalam sebulan.
"Itu di luar pesanan. Jadi minatnya cukup tinggi. Selain dari nasional, pernah ada warga Belanda yang membeli produk kami," kata Suji.
Ia mengatakan tertarik mengangkat lurik karena memiliki nilai historis yang tinggi. Selain itu, potensi lurik menurutnya bisa dikembangkan lebih jauh, dibanding hanya sebagai jarik gendong atau pakaian adat semata.
"Saya ingin anak-anak muda ke mall itu pakai lurik berani. Dengan design yang cocok, mereka merasa lebih trendi. Tentu saya akan terus kembangkan dengan design dan ciri khas yang lebih banyak," ucapnya.
Advertisement