Ganjar Pranowo Unggul, Ancaman Terkuat bagi Prabowo dan Anies
Nama Ganjar Pranowo dijagokan bakal muncul sebagai figur pemenang yang dipilih sebagai presiden bila pemilihan dilakukan sekarang. Dari 45 nama semi terbuka, Ganjar Pranowo (26,7 persen) mengungguli Prabowo Subianto (18,8 persen) dan Anies Baswedan (17 persen. Menyusul kemudian Ridwan Kamil (3,7 persen) dan Agus Harimurti Yudhoyono (2,7).
Hal itu terungka dalam Survei Nasional yang diadakan Saiful Mujani Research & Consulting, tentang Tren Elektabilitas Bakal Calon Presiden. Update survei dilakukan pada 5-13 November 2022.
Hasil riset yang dirilis Minggu, 27 November 2022, juga menyebutkan sejumlah nama lain, seperti Sandiaga Uno (0,7 persen), Puan Maharani (0,7 persen), Basuki T Purnama (0,7 persen dan Abdul Muhaimin Iskandar (0,5 persen).
Sejumlah kesimpulan dihasilkan dalam suvei tersebut. Di antarnaya, bila pemilihan presiden diadakan ketika survei terakhir dilakukan, ada 3 nama yang mendapat dukungan paling signifikan: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Nama-nama lain masih jauh tertinggal di bawah.
"Ketika bakal calon dibatasi hanya empat, Ganjar berada di urutan teratas. Jika Ganjar tidak maju, maka Prabowo yang unggul. Namun demikian, tidak ada calon yang mendapat dukungan di atas 50 persen sehingga terbuka kemungkinan pilpres akan dua putaran," tutur Saiful Mujani.
Bila calon hanya tiga, dan yang bersaing Prabowo vs Ganjar vs Anies, maka Ganjar cenderung unggul atas keduanya. Dalam simulasi 3 nama ini juga tidak ada calon yang dominan di atas 50 persen sehingga pilpres juga akan dua putaran. Bila calon yang bersaing para ketua partai besar (PDIP, Golkar, dan Gerindra) Prabowo unggul satu putaran ketika survei dilakukan.
Lebih Disukai
Ganjar sementara unggul terutama karena ia lebih disukai dibanding calon-calon lain. Dengan tingkat penerimaan yang positif, elektabilitas Ganjar diperkirakan masih akan terus mengalami kemajuan seiring kenaikan awareness pemilih kepadanya.
"Saat ini kedikenalan Ganjar di bawah Anies dan jauh di bawah Prabowo. Jika kedikenalan Ganjar sudah sama dengan Prabowo dan Anies, Ganjar kemungkinan akan jadi semakin unggul atas keduanya," tuturnya.
Namun demikian, kemungkinan pemilihan tetap dua putaran jika yang bersaing ada tiga calon, Ganjar vs Prabowo vs Anies, karena tidak ada calon yang dapat dukungan di atas 50 persen.
Metodologi Survei
Terkait metodologi hasil survei tersebut, Saiful Mujani menyebutkan, tentang populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum. Yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
"Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1012 atau 83%. Sebanyak 1012 responden ini yang dianalisis. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling)," tuturnya.
Menurutnya, responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
"Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. Waktu wawancara lapangan 5 - 13 November 2022," tutur Saifu Mujani.
Dijelaskannya, terkait Simulasi Terbuka (Top of Mind). Menurutnya, saat ini belum ada calon yang definitif karena pendaftaran calon presiden secara resmi ke Komisi Pemilihan Umum baru akan dilakukan tahun 2023 mendatang. Karena itu masih terbuka kemungkinan bagi siapapun untuk jadi calon presiden.
Pengukuran yang paling inklusif untuk mendeteksi kekuatan dukungan kepada calon presiden adalah lewat simulasi terbuka: responden diminta menyebutkan tokoh yang ingin dipilih sebagai presiden secara bebas dan spontan.
"Bagaimana preferensi pemilih terhadap calon-calon presiden dalam bentuk simulasi pertanyaan yang sangat inklusif ini?," tuturnya.
Dalam simulasi terbuka, yang dipilih sebagai presiden bila pemilihan sekarang, disebutkan, dalam jawaban spontan terdapat sekitar 33,4 persen warga belum tahun calon presiden yang mau dipilih.
"Ganjar mendapat suara terbanyak 16,6 persen, selanjutnya Jkowi 13,9 persen, Prabowo 13,4 persen, Anies Baswedan 12,1 persen, dan calon-calon lain di bawah 3 persen.
Dlaam simulasi pilihan semi terbuka, menurut Saiful Mujani, yang bisa jadi calon presiden adalah mereka yang dicalonkan partai. Maka mengamati pimpinan-pimpinan atau tokoh partai menjadi penting. Juga engalaman bahwa bukan ketua partai bisa jadi presiden dan menang, maka juga harus terbuka terhadap terhadap tokoh-tokoh lain yang yang bukan pimpinan partai yang banyak disebut setidaknya di media dan di kalangan elite partai.
Dari nama-nama pimpinan partai dan tokoh-tokoh, format semi terbuka dinilai cukup inklusif menggali kemungkinan calon presiden. Kalau tidak ada nama di daftar dan sangat kuat akan muncul di kolom terbuka yang disediakan.
"Bagaimana dukungan terhadap tokoh-tokoh partai dan tokoh-tokoh yang banyak disebut akan menjadi calon presiden dalam pilihan semi terbuka tersebut?"
Dalam format pertanyaan semi terbuka 45 nama, Ganjar mendapat dukungan terbanyak 26,7 persen, disusul Prabowo 18,8 persen, Anies Baswedan 17 persen, Ridwan Kamil 3,7 persen, dan nama-nama lain di bawah 3 persen. Yang belum tahu 13,1 persen.
Yang menarik, dalam simulasi pilihan tertutup 4 nama disebutkan, pemilihan presiden maksimal hanya akan diikuti oleh 4 calon karena presidential threshold besar (20 persen kursi DPR). Bagaimana dukungan pemilih kepada calon presiden jika yang bersaing hanya 4 nama?
"Ganjar dan Puan adalah dua nama yang menarik diamati karena keduanya berasal dari partai politik yang sama (PDIP). Kalau Puan maju dari PDIP, dan Ganjar maju dari koalisi partai-partai lain, misalnya KIB, bagaimana hasilnya ketika survei dilakukan? Bagaimana jika Puan yang maju sedangkan Ganjar tidak maju?," jelas Saiful Mujani.
Simulasi Tertutup
Sementara itu, dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 4 nama, Ganjar mendapat dukungan terbanyak 33,5 persen, disusul Prabowo 26,9 persen yang tidak berbeda signfiikan dengan Anies 24 persen. Sementara Puan Maharani di posisi paling bawah dengan dukungan 3,4 persen. Yang belum tahu 12,2 persen.
Terkait Tren Tertutup 4 Nama: yang dipilih sebagai presiden bila pemilihan sekarang, disebutkan dari Oktober 2022 ke November 2022 dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 4 nama, dukungan kepada Ganjar cenderung naik dari 30,1 persen menjadi 33,5 persen. Prabowo dan Anies tidak banyak perubahan. Puan masih belum kompetitif.
Dalam simulasi pilihan tertutup terhadap 4 nama, di mana Ganjar tidak ikut bersaing, Prabowo mendapat dukungan terbanyak 36,1 persen, disusul Anies Baswedan dengan dukungan tidak jauh berbeda, 33,3 persen. Sementara Puan Maharani dan Airlangga Hartarto cukup jauh di bawah Prabowo dan Anies, dengan dukungan masing-masing 7,4 persen dan 4,8 persen. Yang belum tahu 18,5 persen.
Dari Desember 2021 ke November 2022, dukungan kepada Prabowo cenderung melemah dari 38,7 persen menjadi 36,1 persen. Anies menguat dari 26,6 persen menjadi 33 persen. Sementara Puan dan Airlangga tidak mengalami kemajuan berarti, dan masih jauh tertinggal di bawah Prabowo dan Anies.
Dalam suvei Saiful Mujani ini, terdapat temuan menarik. Bila calon banyak (semi terbuka) Ganjar sementara unggul atas nama lain. Pesaing terdekat Ganjar adalah Prabowo dan Anies.
"Ketika bakal calon dibatasi hanya 4, Ganjar juga berada di urutan teratas di berbagai simulasi. Tapi jika Ganjar tidak maju, maka Prabowo yang unggul. Sekarang Anies semakin mengancam Prabowo. Puan dan Airlangga masih belum kompetitif," kata Saiful Mujani.
Temuan lain dalam survei ini, bila calon hanya tiga, dan yang bersaing Prabowo vs Ganjar vs Anies, maka Ganjar unggul atas keduanya.
"Bila Ganjar dan Anies tidak maju, dan yang maju Prabowo vs Puan vs Airlangga maka Prabowo menang satu putaran ketika survei dilakukan," tuturnya.
Juga terdapat temuan, sampai saat ini Prabowo paling populer. Hampir semua warga tahu Prabowo (95 persen). Setelah Prabowo, tokoh yang banyak dikenal adalah Anies Baswedan 85 persen. Ganjar, Puan, dan Airlangga memiliki tingkat kedikenalan lebih rendah: Ganjar baru dikenal oleh 75 persen pemilih, Puan Maharani 69 persen, Airlangga 39 persen.
Namun temuan penting survei ini adalah tingkat penerimaan atau likeability calon. Ganjar Pranowo paling disukai dibanding tokoh lain (disukai oleh 89 persen dari yang tahu). Tingkat kedisukaan Ganjar lebih positif dari
Prabowo Subianto (76 persen) dan Anies Baswedan (75 persen). Sementara Airlangga Hartarto dan Puan memiliki tingkat kedisukaan yang lebih rendah. Yang suka Airlangga 64 persen, Puan Maharani 45 persen. Tingkat penerimaan Ganjar yang positif menjelaskan mengapa dukungan kepada Ganjar sementara lebih tinggi dari calon-calon lain.