Ganjar Perintahkan Perketat Pintu Masuk Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat untuk tetap tenang menghadapi corona. Dia mengatakan, pihaknya terus mengupayakan untuk mencegah virus penyebab penyakit Covid-19 itu tidak mewabah di Jawa Tengah.
“Sampai hari ini protokol kesehatan masih kami terapkan. Umpama ada kunjungan dari Singapura tetap kami periksa apakah membawa gejala. Untuk wisata, sekarang kami tawarkan agar wisata tidak yang ramai. Tim kami di pelabuhan dan bandara siap,” kata Ganjar saat menggelar jumpa pers di Puri Gedeh, Jumat, 13 Maret 2020.
Jumat siang, kapal pesiar MV Colombus yang mengangkut 1.044 wisatawan mancanegara bersandar di pelabuhan Tanjung Emas Semarang, pukul 11.00 WIB. Mereka diketahui berasal dari Kanada, Amerika, Inggris, Jerman, Belanda dan Australia.
Rencananya, 350 orang para wisatawan akan mengikuti paket wisata menggunakan bus dan berkunjung ke Semarang, Borobudur, Ambarawa dan Mesastila Resort. Sisanya berjalan-jalan di mall, pusat kuliner dan tempat lainnya.
Ganjar mengatakan, masyarakat tak perlu panik lantaran para penumpang kapal telah dilakukan pemeriksaan oleh tim medis dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di atas perairan. Berdasarkan pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermal scanner, para penumpang dinyatakan sehat sehingga mereka diizinkan turun.
“Kami minta wisatawannya diproteksi meski sudah dicek dan negatif. Tetap dikawal kunjungannya ke titik-titik yang khusus dan tidak terlalu banyak keramaian,” kata Ganjar.
Pantau Perkembangan
Ganjar mengatakan pihaknya selalu memantau perkembangan Covid-19 sejak penyakit ini baru mewabah di Wuhan, Tiongkok. Dia juga selalu menerima laporan dari Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah dan dari seluruh rumah sakit di Jateng.
Meski demikian, dia meminta masyarakat tetap menerapkan pola hidup sehat sembari menghindari kerumunan. Ganjar juga menginstruksikan kepada para kepala daerah hingga di tingkat desa untuk menyediakan fasilitas cuci tangan di ruang publik.
“Hidup bersih. Kurangi kerumunan, jaga diri. Tetap proaktif. Mohon masyarakat kalau kami membuat keputusan didukung. Kami sudah minta kades juga. Pastikan apakah itu mall, pasar, tempat ibadah, sekolah untuk menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun," tandas Ganjar.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasien yang diisolasi di RSUD dr Moewardi Surakarta meninggal akibat Covid-19. Pasien tersebut diketahui tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri namun pernah mengikuti seminar di Bogor.
Seorang teman pasien tersebut yang sama-sama mengikuti seminar di Bogor juga tengah dirawat di ruang isolasi RSUD dr Moewardi dan dinyatakan positif mengidap Covid-19.
Ganjar langsung bergerak cepat dengan melakukan tracking pergerakan pasien berusia 59 tahun tersebut, mulai dari apa yang dia lakukan sejak pasien mengikuti seminar di Bogor sampai dikebumikan.
"Ini kan bukan hanya soal Jawa Tengah, tapi berhubungan dengan Jabar dan Jatim. Apalagi sudah ditetapkan Pandemi. Maka kita perlu gotong royong. Kita minta pengecekan di Bogor. Juga koordinasi dengan Jawa Timur karena dimakamkan di sana, keluarganya juga di sana. Gubernur Jatim belum bisa dihubungi, tapi dengan dinas kesehatan kita intens," kata Ganjar.
Selain itu Ganjar juga terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Surakarta untuk melakukan tracking, dengan siapa saja pasien tersebut pernah kontak. Terlebih, lanjut Ganjar, pasien juga pernah periksa di dua rumah sakit di Surakarta.
"Kita langsung tracking dan isolasi tempat tinggal, kemudian diperiksa. Kita harap masyarakat koordinasi siapa tahu ada yang berhubungan, segera lapor ke RS, Puskesmas," katanya.
Untuk mengurangi resiko, tenaga medis yang melakukan perawatan terhadap pasien yang meninggal tersebut saat ini diliburkan dan dipantau selama 14 hari ke depan.
"Tenaga medis di RS Moewardi kita lakukan sesuai protap, yang kontak kita liburkan dan kasih vitamin. Sehari ada 15 sampai 20 tenaga medis mereka libur sampai 14 hari," katanya.