Ganjar Pastikan Sekolah Tatap Muka di Tegal Sesuai SOP
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menerangkan, pelaksanaan uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka tujuh sekolah di Kota Tegal, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo itu sudah dipersiapkan dengan matang. Semua proses sudah dibuatkan SOP dan sudah dilakukan simulasi.
"Sekarang saya minta pendampingan hari ini. Mudah-mudahan, semuanya bisa lancar," kata Ganjar ditemui di kantornya, Senin, 7 September 2020.
Ganjar mengatakan, pelaksanaan sekolah tatap muka akan dievaluasi setiap seminggu sekali. Setiap hari, Ia juga meminta jajarannya memberikan laporan perkembangan pelaksanaan sekolah tatap muka itu.
"Saya minta perkembangannya dilaporkan perhari, ada yang istimewa atau tidak. Setiap minggu nanti kami evaluasi semuanya," jelasnya.
Sebelumnya, Ia juga mengatakan bahwa uji coba pelaksanaan tatap muka akan ditambah baik jumlah siswa maupun sekolah, apabila pelaksanaan uji coba di tiga daerah itu berjalan baik. Sebaliknya, apabila terjadi hal yang tidak diinginkan, maka program itu akan dievaluasi kembali.
"Nanti kalau lancar, ditambah. Tapi kalau ada yang perlu dievaluasi, ya harus dievaluasi. Saya minta semua membantu mengawasi," pungkasnya.
Seperti yang terlihat di SMKN I Temanggung. Dari jumlah peserta didik yang mencapai 2.131 siswa, saat simulasi hanya 72 siswa (3 persen) yang belajar tatap muka. Sisanya, masih mengikuti pembelajaran daring dari tempat masing-masing.
Kepala SMKN I Temanggung, Tri Setya Budi mengatakan simulasi kali ini banyak diikuti siswa yang melaksanakan praktik.
"Untuk peserta didik sementara ada 12 siswa kali enam rombel. Sisanya pembelajaran jarak jauh. Kali ini siswa yang mengikuti pelajaran banyak yang praktik. Untuk jam belajar, dimulai pukul 08.00-11.00," ujarnya.
Ia mengatakan, sebelum menyelenggarakan belajar tatap muka, manajemen sekolah telah melakukan pembenahan terhadap fasilitas sekolah. Di antaranya, memberi jarak duduk antar siswa, membuat jalur khusus, hingga pembentukan pos pantau. Selain itu, pada tahap simulasi, pihaknya meliburkan aktivitas kantin sekolah.
"Adanya pos pantau ini untuk memantau pergerakan siswa, agar tidak ada yang berkerumun. Adapula pewarnaan jalur khusus pejalan kaki, supaya siswa bisa menjaga jarak, dan mencegah berpapasan dengan yang lain. Selain itu, ada tempat cuci tangan dan hand sanitizer yang disediakan," paparnya.
Hal serupa juga terpantau di SMAN I Parakan, Temanggung. Dari 921 murid, hanya sekitar 100 orang yang hadir pada simulasi pembelajaran tatap muka.
Kepala SMAN I Parakan, Ratna Herwanti mengatakan pihaknya telah membuat satgas khusus yang menangani protokol kesehatan. Tugasnya, mengingatkan kepatuhan siswa terkait penerapan masker, jaga jarak dan cuci tangan.
Siswa SMAN I Parakan Lydia Amanda, 17 tahun mengaku senang bisa kembali bersekolah, setelah tujuh bulan belajar daring. Murid kelas XII IPS II itu menyebut, sempat kikuk saat pertama kali masuk sekolah dengan penerapan protokol kesehatan.
"Rasanya kurang terbiasa ketika masuk kemudian cuci tangan dan jaga jarak. Namun itu juga melatih kebiasaan kita," tutur gadis 17 tahun itu.