Ganjar Bentuk Tim Khusus Cegah Perundungan di Sekolah
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membentuk tim khusus untuk mengatasi dan mencegah perundungan di sekolah. Tim khusus yang juga melibatkan aktivis difabel itu dibentuk untuk menyelesaikan permasalahan perundungan siswi SMP di Purworejo dan mereformulasi sistem pendidikan.
Ganjar mengatakan, peristiwa perundungan siswi di Purworejo beberapa waktu lalu merupakan momentum untuk memperbaiki suatu sistem. Penting untuk melibatkan semua elemen agar bisa merancang sistem pendidikan yang jauh lebih baik.
"Melihat dari kasus ini, saya orang yang meyakini bahwa kalau ini pasti ada di tempat lain tetapi kita tidak tahu. Saya tidak ingin ini terulang maka semua sistem sekarang kami review dan kami perbaiki agar tidak terulang," kata Ganjar usai menemui tim penanganan kasus perundungan siswi SMP Purworejo di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin, 17 Februari 2020.
Setelah kejadian di Purworejo itu, lanjut Ganjar, ia mendapat kritik dan saran dari para pakar dan aktivis. Ada yang menyarankan agar siswi korban perundungan di Purworejo tidak dimasukkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) dan lebih baik membuat sekolah inklusi. Ada juga yang mengkritisi soal SLB yang ada saat ini.
"SLB mendapat kritikan maka saya minta SLB diperbaiki. Undang para pakar itu, kurangnya apa, perbaikannya apa. Saran membuat sekolah inklusi, oke hari ini saya rapatkan. Siapkan semua sekolah wajib inklusi, bagaimana syaratnya dan apa persiapannya," jelas Ganjar.
Terkait perkembangan penanganan perundungan siswi SMP Purworejo, tidak hanya dilakukan pendampingan terhadap korban tetapi tiga anak yang saat ini menjalani proses hukum di kepolisian. Menurut Ganjar, tiga pelaku itu juga anak-anak maka juga harus ada kepedulian.
"Tiga pelaku ini juga anak-anak, tidak boleh dibiarkan. Ternyata cerita di keluarganya luar biasa maka keluarganya juga kami kasih tahu, juga sekolahnya. Guru di sana juga harus tahu psikologi anak kemudian bagaimana dia bisa memperbaiki situasi ini agar dalam menyelenggarakan pendidikan bisa sesuai dan bertanggung jawab," ungkap Ganjar.
Sementara terhadap korban perundungan akan terus dilakukan pendampingan. Dalam waktu dekat ini akan dilakukan psikotes dan juga tes kecerdasan. Sedianya tes tersebut akan dilakukan hari Senin (17/2/2020) tetapi kondisi korban masih labil dan masih ada trauma.
"Korban akan dilakukan pendampingan-pendampingan, nanti akan ada psikotes, kira-kira anak ini nanti akan sekolah di mana kami coba dampingi sehingga ia senyaman mungkin. Saya juga minta kepada Purworejo, coba nanti dibantu anak ini sekaligus kita jadikan satu laboratorium untuk menyelesaikan persoalan-persoalan senada," papar Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga mengapresiasi langkah Muhammadiyah yang sudah mengirim surat serta mengeluarkan statement dan meminta maaf. Pihak Muhammadiyah juga menyatakan akan melakukan perbaikan.
"Saya kira ini baik ya. Tapi sekali lagi saya ingin ini tidak terulang maka sudah semua sistem kami review, kami perbaiki," tandas Ganjar.
Advertisement