Gandrik Lama Bergaul dengan Surabaya, Ini Pengakuan Butet
Teater Gandrik telah lama berinteraksi dengan publik di Surabaya. Hal itu dibangun sejak zaman kejayaan TVRI Surabaya, yang menayangkan produksi teater berbasis di Jogjakarta itu.
"Ya, di Surabaya kami telah lama hadir. Kebetulan ada Mas Bawong (Bawong Suatmadji Nitiberi, almarhum aktivis teater) di TVRI, maka kami pentas rutin," tutur Butet Kartaredjasa, aktor Teater Gandrik, saat melakukan kunjungan ke Radio Suara Surabaya, Senin 11 November 2019.
Dalam kunjungan terbut, Butet yang dikenal sebagai Raja Monolog, didampingi Arif Afandi, Founder dan CEO ngopibareng.id. Kegiatan tersebut, terkait dengan even Teater Gandrik Sambang Surabaya, yang bakal mementaskan naskah "Para Pensiunan" di Ciputra Hall, Surabaya, 6-7 Desember mendatang.
Acara digelar ngopibareng.id, kerja sama dengan Ciputra Hall, mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Seperti Suara Surabaya dan JTV.
Butet yang putra seniman legendaris Bagog Kussudiardjo mengisahkan, sejak 1987 setiap memproduksi lakon baru, Teater Gandrik selalu mengagendakan pementasan di Surabaya.
"Kebetulan saat itu, kami didukung Jawa Pos. Hampir semua pimpinan redaksi di koran tersebut selalu berinteraksi dengan kami. Hingga, empat tahun lalu, kami memainkan lakon baru," tuturnya.
Lakon yang dipentaskan kali terakhir, empat tahun lalu, adalah Gundala Gawat di sebuah hotel di kawasan Blauran Surabaya.
Animo masyarakat Surabaya, terhadap kehadiran Teater Gandrik selalu menunjukkan minat yang baik. Antusiasme masyarakat dalam mengapresiasi seni pertunjukan patut mendapat nilai yang menggembirakan.
"Karena itu, kami berharap dalam pementasan Teater Gandrik mendatang, juga mengulang sambutan yang membahagiakan dari publik di Kota Pahlawan ini," tutur Arif Afandi, yang mantan Wakil Wali Kota Surabaya.
Teater Gandrik Sambang Surabaya, merupakan tantangan tersendiri. Karena, dengan venue yang istimewa berstandar internasional di Ciputra Hall, Teater Gandrik mencoba untuk menggaet publik penonton dari generasi milenial.
"Tentu saja, gandrik kepingin tidak hanya ditonton oleh penonton tradisional gandrik. Ada segmen penonton lain yang bergabung, termasuk kelompok milenial," tutur Kusen Ali, penata artistik Teater Gandrik.
Dengan upaya menggaet generasi milenial itu, Teater Gandrik mempunyai trik-trik dan aneka gaya dalam penataan artistiknya. Yang jelas, dengan konsep baru yang disesuaikan dengan kebutuhan publik secara umum, tanpa meninggalkan khasnya, sekaligus memberi warna baru yang dibutuhkan generasi milenial itu.
Pesan untuk publik kesenian di surabaya?
"Mari ramai-ramai nonton Gandrik di Ciputra Hall Surabaya mumpung tertawa belum dilarang!," tuturnya.
Teater Gandrik, seperti biasanya, didukung sejumlah aktor gaek, dan penulis naskah yang memikat, seperti Agus Noor. Selain aktor Butet Kartaredjasa, dalam pertunjukan nanti, ilustrasi musik digarap musikus beken Djaduk Ferianto.
Advertisement