Gandrik Hari Pertama, Penonton Surabaya Cerdas-Cerdas
Hidup sebenarnya hanya menunda pensiun. Dan para pensiunan itu ingin menikmati masa tuanya dan menunggu mati yang tenang. Mereka adalah pensiunan jenderal, pensiunan politisi, pensiunan hakim dan para pensiunan lainnya.
Inilah penggalan sinopsis dari Teater Gandrik Sambang Suroboyo dengan lakon 'Para Pensiunan'. Pementasan teater ini, akan diselenggarakan selama dua hari yakni 6 dan 7 Desember 2019. Hari ini penampilan di hari perdananya berlangsung sangat epik. Hal ini terbukti dari penonton yang tidak beranjak sama sekali dari tempat duduknya sampai pertunjukan usai.
Ditemui usai acara Pimpinan Produksi Teater Gandrik, Butet Kartaredjasa mengungkapkan sangat mengapresiasi respon masyarakat Surabaya yang sangat antusias dengan Gandrik.
"Penontonnya sangat responsif. Penontonya cerdas-cerdas yang tersembunyi pun bisa terbaca. Sejak dulu kala penonton Surabaya cerdas-cerdas," ujar Butet Kartaredjasa.
Mengisahkan tentang korupsi dengan setting waktu 2049. Pertunjukan teater yang berlangsung selama dua dua jam ini berhasil membawakan isu besar negara dengan balutan komedi.
Menurut seniman yang akrab disapa Butet ini. Korupsi merupakan bahaya laten. "Selama itu masih ada harus dilawan sebagai energi untuk membuat negara lebih baik," kata kakak kandung Djaduk Ferinto ini.
Meski pertunjukan berlangsung dengan baik. Tak dapat dipungkiri ketidakhadiran sutradara Djaduk Ferianto (almarhum) juga menyisahkan rasa yang berbeda di hati para pemain lainnya.
"Pasti ada rasa yang lain dengan ketidakhadiran Djaduk. Kemarin dia ada sekarang tidak. Tentu ada rasa yang berbeda yang cuma bisa dirasakan tidak bisa dikatakan," ceritanya.
Untuk diketahui, pada 13 November 2019 lalu seniman Djaduk Ferianto meninggal dunia. Dan Teater Gandrik Sambang Suroboyo dengan lakon 'Para Pensiunan' adalah karya terakhirnya.
Butet berharap, di hari kedua nanti antusiasme warga Surabaya bisa tetap bertahan dan lebih antusias dari hari sebelumnya.