Gandheng Renteng Telulas: Jejak Capaian Seni Rupa Pasuruan Raya
Oleh: Yudha Prihantanto
Geliat pergerakan seni rupa dalam tiga tahun terakhir sangat pesat diberbagai penjuru daerah. Beragam versi dan skala pameran seni rupa telah digelar. Dibuktikan dengan bertaburannya informasi pameran seni yang mencapai puluhan jenis tiap harinya di berbagai platform media sosial. Jika menggunakan tagar instagram (#pameransenirupa ) bisa mencapai dua puluh sembilan ribu sekian. Ini menunjukkan bahwa pentingnya pameran seni rupa sebagai media pemersatu dalam berkomunikasi. Selain sebagai interpretasi ide atau gagasan, wahana rekreasi dan edukasi, juga menjadi ajang silaturrahmi bertukarnya wawasan. Maka kesenian merupakan nafas dari kebudayaan dan wajah bagi setiap daerah. Dimana sumber daya manusia kreatif berpadu didalamnya.
Demikian pula, berbicara tentang sejarah panjang perhelatan seni rupa yang dikenal sebagai Gandheng Renteng, kita jumpai sebuah fenomena tahunan yang menjadi bagian dari pergerakan seni dan sosial di Pasuruan Raya. Gandheng Renteng adalah wadah ekspresi seniman, yang dipelopori oleh Komunitas Guru Seni dan Seniman Pasuruan (KGSP), yang kini telah mencapai usia tiga belas tahun. Hal ini menjadi gambaran eksistensi yang menggema dengan kuat, yang dibuktikan dengan hasil pencarian "Gandheng Renteng" di mesin pencari Google, yang menghasilkan sekitar 61 kata kunci relevan yang tak terhitung jumlahnya. Ini disebabkan oleh pertumbuhan yang signifikan dalam segala aspek, mulai dari kualitas karya, materi penyajian, hingga inovasi dalam visualisasi, teknik, dan media seni yang digunakan.
Tak heran jika jumlah pengunjung yang menghadiri acara ini setiap tahun mencapai ratusan orang atau bahkan lebih, menjadikannya sebagai salah satu peristiwa puncak dalam kalender seni Pasuruan Raya. Perhelatan ini berlangsung selama satu pekan, dan pesertanya berasal dari berbagai kalangan usia dan latar belakang profesi yang berbeda, menunjukkan daya tarik dan dampak yang luas dalam masyarakat. Gandheng Renteng bukan hanya menjadi ajang pencapaian seni, tetapi juga menjadi forum bagi pertumbuhan seni dan budaya di wilayah ini yang terus berkembang dan memberikan inspirasi bagi generasi muda yang akan datang.
Ikonisitas gandheng renteng pun semakin melekat ketika disandingkan dengan tema besar yang diambil dari parikan. Dimana parikan merupakan nasihat yang disampaikan melalui senda gurau namun sarat makna. Selain itu parikan juga sangat erat sekali kaitannya dengan citra lokal kedaerahan. Melalui pameran seni inilah, para seniman berinteraksi, menyapa, memberi tanda, dengan pola-pola khusus agar lebih dekat dengan masyarakat:
‘Theklek Kecemplung Kalen’,
timbang golek aluwung balen.’
Makna dari isi parikan di atas: daripada mencari yang baru, lebih baik mengulangi lagi. Artinya daripada bersusah payah mencari sesuatu yang hilang untuk memulai sesuatu yang baru, lebih baik memaksimalkan yang ada atau mengulagi untuk memperbaiki. Parikan tersebut menjadi tema besar pada pemeran seni rupa “Gandheng-Renteng Telulas”. Pameran ini akan digelar di Gedung gedung Serbaguna Uniwara, Universitas PGRI WIRANEGARA - Kota Pasuruan. Dilaksanakan mulai 27 Oktober sampai 03 November 2023. Melibatkan 67 orang seniman yang berasal dari berbagai kota, di antaranya; Pasuruan Raya, Jakarta, Bandung, Tulungagung, Tuban, Malang, Lumajang, Batu, Blitar, Kediri, Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Banyuwangi, dan Mojokerto.
Kembali ke tema pameran, merupakan suatu aforisme yang mencerminkan sebuah pertimbangan yang seringkali harus dihadapi dalam pengambilan keputusan. Pilihan yang diungkapkan dalam kalimat tersebut membuka jendela terhadap pertimbangan antara eksplorasi dan inovasi berbanding lurus dengan penggunaan yang efektif dan pembelajaran dari pengalaman masa lalu.
Eksplorasi dalam bidang seni rupa sering kali melibatkan pertimbangan mendalam terhadap proses kreatif atau penciptaan karya seni. Dalam konteks ini, frase "daripada mencari yang baru, lebih baik mengulangi lagi" memegang peran penting dalam memahami prinsip dasar seni rupa. Dalam kajian seni rupa, ada sebuah asumsi yang mendasari ide ini, yaitu bahwa melalui pengulangan, seniman dapat menggali lebih dalam dan memahami elemen esensial dari suatu konsep atau teknik.
Pengulangan dalam proses kreatif bukanlah tindakan mekanis atau peniruan, melainkan suatu bentuk refleksi mendalam terhadap karya seni sebelumnya. Ini memungkinkan seniman untuk mengeksplorasi berbagai nuansa, variasi, dan subtilitas yang mungkin terlewatkan saat mencari hal-hal baru. Dalam pengulangan, seniman dapat merasakan evolusi konsep, bahan, atau teknik mereka, dan menggali lapisan-lapisan makna yang lebih dalam dari karya seni mereka.
Prinsip pengulangan juga mengilhami gagasan tentang estetika dalam seni rupa. Dalam banyak kasus, pengulangan memberikan karya seni kesan kohesif dan harmonis, yang menciptakan pengalaman visual yang mendalam bagi penonton. Melalui pengulangan, seniman dapat mengkomunikasikan pesan atau emosi dengan lebih kuat dan konsisten, memberikan kesan mendalam pada penonton.
Maka, frase makna parikan di atas memainkan peran sentral dalam seni rupa, mengingatkan seniman untuk mempertimbangkan kembali proses kreatif mereka dan menjelajahi berbagai dimensi karya seni melalui pengulangan yang cermat. Seni rupa membutuhkan kerja keras, refleksi, dan eksperimen, dan pengulangan adalah salah satu alat penting yang dapat membantu seniman mencapai kedalaman dan kompleksitas yang diinginkan dalam karyanya.
Sekitar 130 karya akan digelar di ruang pamer Gandheng-Renteng Telulas. Karya seni dua dimensi dan tiga dimensi. Beragam tehnik dan media. Gaya dan corak. Yang semuanya berupaya merespons tema pameran. Mulai realis, impresionis, ekspresionis, romantis, hyper-realis, abstrak, hyper-abstrak, pop art kontemporer, sampai pada karya-karya eksperimen. Karya pajang sampai karya atraktif interaktif yang mengajak audiens untuk berbuat. Menambah kekayaan visual untuk dinikmati.
Rangkaian agendapun semakin hangat dengan adanya beberapa kegiatan seperti diskusi dan workshop yang akan digelar selama pameran berlangsung. Kemeriahan kegiatan akan tampak dari lokasi dengan adanya booth UMKM dan booth ekraf produk lokal untuk dikunjungi. Perhelatan menarik ini akan menjadi penyesalan panjang jika dilewati.
Pameran seni rupa "Gandheng Renteng Telulas" adalah bukti kontribusi yang signifikan dari pergerakan seni dan sosial untuk membangun ekosistem seni rupa di daerah itu sendiri. Pameran ini diorganisir secara independen tanpa intervensi pemerintah dan merupakan upaya serius dari pelaku seni daerah dalam menyemarakkan seni rupa sebagai alat komunikasi yang bertujuan untuk penyadaran dan pencerahan. Ini menunjukkan bagaimana pergerakan seni rupa berbasis sosial telah memberikan kontribusi berharga terhadap perkembangan seni rupa di Indonesia.
*Yudha Prihantanto, penulis, tinggal di Pasuruan