Gandeng PT. Biotis, Unair Cari Relawan Vaksin Merah Putih
Bertepatan dengan Dies Natalis ke-67, Universitas Airlangga (Unair) melakukan serah terima seed Vaksin Merah Putih kepada PT. Biotis Phrmaceuticals Indonesia, Selasa,9 November 2021.
Rektor Unair, Prof Moch Nasih menyampaikan, setelah proses serah terima seed ini. Tahap selanjutnya adalah memproduksi vaksin dalam skala piloting untuk disuntikan pada manusia.
"Untuk disuntikan ke manusia harus ada proses produksi dalam industri yang memenuhi CPOD-nya. Nah, kawan-kawan di Biotis ini sedang ikhtiar untuk segera mendapatkannya. Di samping itu yang tidak kalah penting juga adalah mendapatkan sertifikasi halal yang dilakukan kawan-kawan di Biotis," terang Nasih kepada wartawan.
Mengenai tanggal pasti uji klinis, pihaknya saat ini masih menunggu izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Data uji klinis pada monyet jenis makaka sudah di submit dan ia berharap proses penilaian BPOM segera selesai.
Untuk mempersiapkan proses uji klinis pada manusia, kini pihaknya bersama RSUD Dr Soetomo dan Pemrov Jatim sedang dalam proses mencari relawan. "Kawan-kawan di RS juga sudah menerbitkan woro-woro untuk relawan yang bersedia. Sehingga kalau ada anggota masyarakat yang belum vaksin atau menunggu vaksin merah putih, bisa mendaftarkan diri ke website atau tempat yang sudah disediakan kawan-kawan RSUD Dr Soetomo," ungkapnya.
Menurutnya, hasil uji klinis pada monyet makaka di semua kelompok usia menunjukkan hasil yang aman. Meski memang ada beberapa temuan berkaitan dengan monyet makaka yang komorbid.
"Dari sisi keamanan kami jamin keamanannya. Dari sisi khasiat juga luar biasa. Karana hasilnya ketika kita hitung dalam kategori formula 93,8 persen untuk di posisi makaka. Proses lanjutan dengan optimalisasi dan formulasi yang lebih baik, kami berharap bisa mencapai angka yang lebih tinggi lagi," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Ir. Budi juga menyaksikan penyerahan seed vaksin dari Rektor Unair kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia.
Budi mengungkapkan bahwa apa yang telah dilakukan Unair dan PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia adalah hal yang luar biasa karena dapat menyelesaikan proses penelitian hingga uji praklinik kurang dari satu tahun.
Sejak awal pengembangan, tambah Budi, BPOM telah dilibatkan. Sehingga, semua pihak bersama-sama melakukan percepatan dalam mengembangkan vaksin pertama buatan dalam negeri. “Sekali lagi, saya ucapkan rasa bangga yang sangat tinggi terhadap rekan-rekan di Unair karena menjadi yang pertama dalam menciptakan produksi vaksin dalam negeri," kata Budi.
"Saya juga ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Saya doakan mudah-mudahan Unair saat ini menjadi lebih baik dari sebelumnya dan akan menjadi lebih baik ke depan dari pada kondisi sekarang,” imbuhnya.
Advertisement