Gandeng Muhammadiyah, PSSI Jatim Gelar Kursus Pelatih Lisensi D
Asosiasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Provinsi Jawa Timur melakukan kerja sama dengan Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWMU) Jatim dalam rangka pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui penyelenggaraan kursus kepelatihan lisensi D.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh UB dengan Direktur Utama Hizbul Wathan FC Sukadiono di Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Surabaya, Senin, 21 Maret 2022 siang.
Ketua PSSI Jatim, Ahmad Riyadh UB mengatakan, kerja sama ini diharapkan dapat mencetak pelatih-pelatih handal di tingkat bawah. Sebab, pelatih ini yang awalnya menemukan bakat yang kemudian dipoles menjadi pemain berkualitas.
"Kebutuhan kita akan pelatih ini sangat banyak. Paling dasar adalah guru-guru olahraga di tingkat SD, agar mereka memiliki pemahaman tidak hanya mengajar olahraga biasa saja, khususnya di sepak bola dia harus tau gimana cara membina anak-anak agar bisa mencetak atlet berprestasi," ujar Riyadh.
Indonesia sangat malu, aku Riyadh, karena sudah kehilangan gelar macan Asia seperti tahun 1980-an sepak bola Indonesia merajai di kancah Asia Tenggara. Hal ini karena pembinaan yang berjalan kurang masif dan merata di seluruh daerah, sehingga perlu ditingkatkan mulai dari kursus terhadap pelatih.
Khusus Lisensi D ini, Muhammadiyah menjadi salah satu sasaran karena memiliki sejarah akan berdirinya PSSI. Dari peran Hizbul Wathan dulu dan Soeratin selaku kader Muhammadiyah bersama beberapa tokoh akhirnya memunculkan PSSI.
"Kenapa Muhammadiyah, karena yang punya sekolah banyak. Terutama SD. Sehingga, guru SD dengan lisensi D ini sudah tau caranya gimana didik anak-anak seperti itu," ungkap pria yang juga Komite Eksekutif PSSI Pusat itu.
Untuk itu, ia menyampaikan apresiasi karena dukungan dan kepedulian Muhammadiyah terhadap pengembangan sepak bola Jawa Timur khususnya, Indonesia utamanya.
Sementara itu, Direktur HWFC Sukadiono menyambut antusias kerja sama program Lisensi D ini. Sebab, Muhammadiyah memiliki banyak sekolah dan SDM yang diharapkan dapat membantu pengembangan sepak bola nasional.
"Kami di Muhammadiyah punya komitmen untuk bisa memberikan kontribusi untuk sepak bola Indonesia. Kita ingin guru olahraga di sekolah Muhammadiyah yang punya potensi lisensi akan kita kembangkan. Kita bisa melakukan pengembangan itu sehingga kita lakukan MoU," ungkap pria yang juga Wakil Ketua PWMU Jatim itu.
Selain itu, lanjut pria yang menjabat Rektor UMS itu, melalui olahraga menjadi salah satu jalan dakwah kultural Muhammadiyah.
Ia lalu menjelaskan, saat ini Muhammadiyah telah memiliki klub sepak bola profesional, yakni HWFC yang mengikuti Kompetisi Liga 2 2021.
"Selain klub profesional, kami juga memiliki klub-klub amatir (PSHW), di sejumlah daerah di Jawa Timur," terang Sukadiono.
Lewat perjanjian kerja sama ini, terangnya, pihaknya perlu melakukan pemberdayaan yang terkait dengan wawasan, kemampuan dan ketrampilan, khususnya bagi pelatih bahkan guru-guru dan pemain sepak bola yang tergabung di klub-klub milik Muhammadiyah.