Gaming Disorder Semakin Meningkat, Ini Gejalannya
Bermain game online secara berlebihan dapat menyebabkan gaming disorder. Gaming disorder merupakan perilaku bermain game yang tidak terkendali hingga dapat mengganggu minat dan aktivitas sehari-hari.
Hal ini disampaikan oleh dr. Yunias Setiawati, Sp.KJ (K) spesialis kesehatan jiwa saat ditemui Ngopibareng.id di sela sela kesibukannya.
"Kondisi ini kini telah dimasukkan ke dalam klasifikasi penyakit internasional keluaran terbaru (ICD-11). Biasanya gaming disorder banyak terjadi pada usia anak-anak, khusunya saat SD," ungkap dr.Yunias Setiawati, psikiater anak dan remaja.
Yunias menjelaskan, orang yang menderita kelainan ini akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain game dan memiliki ikatan emosional yang erat dengan kebiasaan ini. Selain itu, gaming disorder juga dapat membuat koneksi sosial penderitanya menjadi terputus.
Menurutnya, dalam hal ini gaming disorder dapat dikenali dengan beberapa gejala.
"Gejala pertama yang mudah terlihat adalah bermain game dijadikan sebagai kegiatan utama. Selalu teringat game yang telah dimainkan sebelumnya dan selalu tidak sabar untuk kembali melanjutkan bermain game tersebut," jelas dokter yang bekerja di RSUD Dr.Soetomo ini.
Lanjut Yunias, gejala lain adalah saat tidak sedang bermain game, mulai muncul rasa marah, sedih, atau gangguan kecemasan.
"Mulai mudah emosi, mudah tersinggung, berani melawan orang tua dan berkata kasar saat dilarang bermain game. Perubahan emosi ini yang harus diwaspadai orang tua untuk segera mengambil tindakan yang tepat," terang Yunias.
Jam tidur mulai berkurang, kata Yunias, ini juga merupakan suatu gejala dari gaming disorder karena waktu tidurnya sebagian digunakan untuk bermain game dengan atau tanpa sepegetahuan orang tua.
Yunias mengungkapkan, gangguan mental yang disebabkan oleh gadget termasuk gaming disorder ini mulai meningkat dalam 6 bulan terakhir.
"Di RSUD Soetomo tempat saya bekerja, dalam 6 bulan ini banyak pasien yang masuk, termasuk anak dan remaja dengan keluhan kecanduan gadget atau gaming disorder ini," paparnya.
Imbuhnya, bahkan setiap minggu dua sampai tiga pasien baru masuk dengan keluhan yang sama. Meskipun dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Advertisement