Gajahnya Ngamuk, Ribuan Hektar Kebun Kopi Rusak
Gara-gara kawanan gajah liar ngamuk ribuan hektar kebun kopi dilaporkan rusak. Kebun kopi yang rusak itu diprediksikan mencapai 4.104 hektare. Padahal kebun kopi yang diinjak-injak gajah liar itu sudah waktunya berbuah.
Diketahui, kebun kopi yang akhirnya rusak itu adalah milik petani di 12 kecamatan. Wilayahnya masuk Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Kerusakan terparah terdapat di Kecamatan Tangse seluas 2.166 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Pidie, Ir Syarkawi, M.Si, mengatakan, kebun-kebun kopi yang diserang gajah liar itu adalah kebun kopi jenis robusta. Dampak cukup berarti, sebab kerusakan akan mempengaruhi produksi kopi di setiap kecamatan.
Menurut Ir. Syarkawi, di Kabupaten Pidie sesuai data 2018 luas kebun kopi robusta mencapai 10.287 hektare. Luasan itu tersebar di 12 kecamatan. Sedangkan luas areal tanaman kopi yang rusak di Kecamatan Tangse 2.166 hektare, Geumpang 994 hektare dan 745 hektare. Berikutnya, Mila 80 hektare, Tiro Truseb 27 hektare, Padang Tiji 20 hektare, Titeu 19 hektare, Glumpang Tiga 13 hektare, Keumala 11 hektare, Sakti 9 hektare, Mutiara Timur 4 hektare dan Delima 2 hektare.
Sementara itu, Saiful Bahri, S.P., Kepala Bidang Tanaman Perkebunan, menambahkan, sebenarnya tak hanya gajah liar saja yang membuat kebun kopi di Pidie rusak. Ada juga faktor lain yang jadi penyebab tanaman kopi rusak. Kerusakan ini juga mengkhawatirkan produksi kopi di Pidie.
Faktor lain itu, kata Saiful Bahri, karena kurang perawatan petani. Umur tanaman kopi juga telah menua. Mengantisipasi kerusakan-kerusakan ini, Dinas Pertanian dan Pangan Pidie sudah mencoba melakukan peremajaan kopi robusta. Namun luas area tanam tidak sebanding dengan anggaran yang ada.
Untuk memulihkan tanaman kopi di Tangse yang rusak parah, penanaman kembali dijadwalkan pada Oktober 2019. Selain Tagse, dinas juga akan mencoba tanam kopi arabika di Gampong Blang Pandak, Kecamatan Tangse untuk area 28 hektare. Anggaran untuk ini mencapai Rp 171 juta.
Teuku Saifullah, Ketua Kadin Pidie, mengatakan, Dinas Pertanian dan Pangan Pidie harus memaksimalkan kembali produksi kopi robusta di Tangse, Mane dan Geumpang. Selain , petani harus diberikan motivasi supaya hasil produksi makin baik, juga diberikan pelatihan bagaimana mengantasipasi pergerakan gajah liar. Sedangkan kerusakan tanaman kopi yang sudah terjadi harus cepat ditanggulangi dengan peremajaan tanaman dan jangan dibiarkan kebun produktif di tiga kecamatan tersebut tidak berpenghasilan. Apalagi Tangse, harus dikembalikan daerah penghasil kopi. (idi)