Gagal Melempar Jumrah, Ini Humor Gus Dur Paling Nyelekit
Kegeraman terhadap perilaku seseorang tetap ada jalan untuk menyorotinya. Biar pun di zaman suatu rezim yang tak ramah.
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tetap punya jalan untuk memberikan sorotan melalui cerita dan humor. Ya, Gus Dur memang tidak pernah kehabisan cerita, khususnya yang bernada sindiran politik.
Menurut Gus Dur, ada kejadian menarik di masa pemerintah Orde Baru.
Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke Mekkah untuk berhaji. Karena yang pergi seorang presiden, tentu sejumlah menteri harus ikut mendampingi. Salah satunya figur legendaris yang selalu “meminta pertunjuk presiden”, Menteri Penerangan Harmoko.
Setelah melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan dengan cara melempar batu ke sebuah tiang mirip patung. Di sinilah muncul masalah, terutama bagi Harmoko.
Beberapa kali batu yang dilemparkannya selau berbalik menghantam jidatnya. Dilempar lagi, batu kerikil itu pun balik lagi. Dilempar balik lagi....
“Wah kenapa jadi begini ya?” cerita Gus Dus menuturkan pernyataan Harmoko yang saat itu tampak gemetar karena takut.
Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama saja, batu yang dilemparnya seperti ada yang melempar balik ke arah dirinya. Setelah tujuh kali lemparan hasilnya selalu sama, Harmoko pun menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari-cari posisi presiden untuk “minta petunjuk”. Setelah ketemu, lalu dengan lega ia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak Presiden.
Namun, sebelum sampai di hadapan Soeharto, ia turut mendengar bisikan “Hai manusia, sesama setan jangan saling lempar.”
Ha ha ha....
Advertisement