Gagal Juara di MotoGP Inggris, Bagnaia Mencari Tahu Penyebabnya
Setelah memimpin lebih dari separuh balapan, Francesco Bagnaia akhirnya gagal menjuarai MotoGP Inggris, Minggu 4 Agustus 2024.
Bagnaia untuk pertama kalinya disalip oleh Jorge Martin dalam posisi memimpin balapan. Kemudian membuka ruang lebar-lebar bagi rekan setimnya Enea Bastianini, yang menyambar sebelum melaju untuk menang.
Kecewa karena tidak bisa berjuang untuk menang hingga akhir balapan, Bagnaia mengatakan: "Hal pertama yang ingin saya lakukan hari-hari ini adalah memeriksa semua data dan mengetahui semuanya, karena saya ingin tahu apa kesalahan saya.”
"Saya pikir saya bisa mengatur semuanya dengan baik dalam hal kecepatan dan ban, tetapi ketika Jorge menyalip saya, saya melihat bahwa ia dalam kondisi yang lebih baik daripada saya dan saya mulai kesulitan."
"Saya kehilangan posisi terdepan dan Enea menyusul saya. Saya mulai memperlambat laju dan menyelesaikan balapan, karena hari ini yang lebih penting adalah berjuang untuk posisi yang lebih baik.”
Bagnaia mengakui dua pesaingnya lebih cepat dibanding dirinya. Bahkan setelah disalip oleh dua rivalnya, ia mencoba melakukan yang terbaik, dan akhirnya finis di posisi ketiga.
Juara dunia dua kali berturut-turut itu mengakui bahwa situasi bukanlah yang pertama kali ia alami. Ia merasa salah dalam memilih jenis ban depan.
“Setiap kali saya tidak sepenuhnya puas dengan ban depan, seperti hari ini kami memilih medium, maka saya lebih banyak menggunakan ban belakang karena saya tidak bisa memaksa ban depan untuk berbelok lebih jauh.”
"Lebih dari ini tidak mungkin. Senang dengan hasilnya, tetapi sangat disayangkan kemarin saya terjatuh."
Meski itu bukan hasil yang diinginkan Bagnaia, karena jika menang, itu akan menjadikannya pembalap Ducati pertama yang memenangkan lima grand prix berturut-turut. Tapi meraih podium ke-43 tidaklah buruk.
Dari semua pembalap yang pernah mengenakan warna Ducati, Bagnaia merasa senang bisa mencapai prestasi itu.
"43 podium tentu saja jumlah yang bagus. Jumlahnya mulai bertambah banyak," kata Bagnaia.
Tonggak sejarah lain bagi Ducati tercipta saat mengunci podium di Silverstone menandai ketujuh kalinya mereka melakukannya berturut-turut, yang juga merupakan rekor MotoGP.
"Dan ketika Anda menempatkan pembalap terbaik dengan motor terbaik, Anda dapat memiliki penguncian semacam ini.”
Bagnaia menyebutkan, bahwa Ducati saat ini memiliki delapan pembalap dengan motor yang memiliki kemungkinan untuk menang dan ada lima atau enam pembalap dari delapan motor tersebut yang teratas.
"Saya rasa hasil seperti ini wajar saja. Kami selalu memeriksa data dan hal itu memotivasi kami untuk melakukan perbaikan. Ini adalah hasil yang hebat untuk Ducati, tetapi berkat kami sendirilah kami dapat terus berkembang."