Gagal Ginjal Akut Anak, Polri Turunkan Tim Sasar ke Produsen Obat
Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri bakal menurunkan tim mengusut produsen obat sirop yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Menyusul kasus gagal ginjal akut yang mengakibatkan 99 anak meninggal dunia.
Menurut Wakil Direktur Tindak Pidan Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Jayadi, akan menelusuri siapa produsen dan memproduksi obat-obat yang diduga mengandung EG dan EDG, yang kemudian menyebabkan gagal ginjal. ”Itu fokus penelusurannya,” ujarnya mengutip cnnindonesia.com, Selasa 25 Oktober 2022.
Penelusuran ini, lanjut Kombes Jayadi, sejalan dengan Surat Telegram Bareskrim Polri. Isinya meminta agar seluruh jajaran untuk tidak melakukan razia obat sirop di apotek dan toko obat terkait gagal ginjal akut yang banyak diderita anak-anak.
Sekarang ini Bareskrim Polri tengah mencermati pasal yang disangkakan ke produsen obat yang melanggar. Untuk langkah ini, akan ditangani Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipiter).
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril mengatakan, dilakukan penelitian dan pemeriksaan penyebab penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak. Penelitian bukan hanya dilakukan pada pasien yang masih hidup, tetapi juga dilakukan biopsi terhadap ginjal dari pasien anak yang sudah meninggal. Hasilnya terbukti bahwa kerusakan pada ginjal disebabkan oleh senyawa etilen glikol.
“Kita sudah melakukan biopsi (pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan) pada ginjal anak yang sudah meninggal, dan ternyata terbukti ginjalnya memang ada kerusakan, kelainan yang disebabkan oleh zat etilen glikol," kata Syahril dalam konferensi pers secara daring, Selasa 25 Oktober 2022.
Ditemukan penyebab gagal ginjal akut, Kemenkes dan Badan Pengawas Obat dan Maknan (BPOM) selanjutnya melarang penjualan hingga penggunaan obat sirop di Indonesia. Karena obat sirop diduga tercemar cairan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Setelah dilakukan pelarangan obat sirop mengandung EG dan DEG, untuk sementara belum ada penambahan pasien ginjal akut pada anak. Di antaranya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta, yang menjadi pusat penanganan kasus gagal ginjal akut ini. Dalam kasus ini, sudah ada 245 anak mengalami gagal ginjal, dan 99 anak meninggal dunia.
Sebelumnya Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan pihaknya akan menyeret dua industri farmasi ke ranah pidana terkait kasus gagal ginjal akut.
"Penting juga kami mendapatkan dua industri farmasi yang akan kami tindak lanjuti pidana," kata Penny di Istana Kepresidenan Bogor, Senin 24 Oktober 2022.
Penny baru saja mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama sejumlah menteri terkait penanganan kasus gagal ginjal akut. "Tadi pesan Pak Presiden jelas sekali sangat hati-hati. Kami BPOM menguji dan sampling obat ini sangat hati-hati sekali," ujarnya.
"Jenis obatnya pun kesimpulan rapat tadi fokus pada obat-obatan yang tidak mengandung empat jenis pelarut tadi," kata Penny menambahkan.
Advertisement