Gaduh Demokrat Jatim Ancam Suara di Pemilu 2024
Pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Timur gaduh. Hal ini membuat suara partai di pemilihan umum (pemilu) 2024 terancam turun. Sebab, beberapa dewan pimpinan cabang (DPC) menolak kepemimpinan Emil Elestianto Dardak.
Berdasarkan perolehan suara, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak hanya mengantongi 13 dukungan. Sedangkan lawannya, Bayu Airlangga mengantongi 25 dukungan dari total 38 DPC di Jatim.
Tak hanya itu, Bayu Airlangga memutuskan untuk mengundurkan diri dari keanggotaan dari partai berlambang mirip Mercy itu.
Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair), Dr Suko Widodo mengatakan, apa yang terjadi menunjukkan tidak adanya azas demokrasi dalam musda. Pasalnya, ia menilai Partai Demokrat menganut unsur otoriter dalam demokrasi.
"Sesuatu yang gak lazim dalam tradisi berperilaku demokrasi. Bagaimana perolehan 25 dikalahkan 13 jadinya wis. Sing nduwe partai maunya gitu. Mau apa orang lokal (DPC). Jadi saya sangat memahami perasaan Mas Bayu yang kemudian harus mundur dari PD," ungkap Suko.
Dengan kondisi tersebut, Suko menilai, Partai Demokrat Jatim terancam gagal memenuhi misinya untuk meningkatkan perolehan kursi di Pemilu 2024 nanti.
Selain karena pecah, Bayu Airlangga yang juga anak mantu dari mantan Ketua Demokrat Jatim Soekarwo itu mundur. Hal ini semakin mempersulit langkah partai di Jatim karena Demokrat Jatim tak lepas dari sejarah kepemimpinan Soekarwo.
"Perlu diingat juga sejarah besar PD di Jatim tidak lepas dari keluarga Bayu yakni Pakde Karwo," kata dia.
Maka, pria yang juga dosen komunikasi di FISIP Unair itu mengatakan, ada tantangan besar kepada Emil Dardak bagaimana untuk bisa segera mengkonsolidasikan seluruh pengurus di bawah agar Demokrat bisa mencapai mimpinya.
"Tergantung apakah organisasi bisa melewati masa sulit dan rumit dengan keluarnya Bayu. Bagaimana pun Bayu punya jaringan ke di bawah. Jika Bayu berubah, pastilah jaringan bawah kemungkinan besar akan mengikutinya," pungkasnya.
Advertisement