Gado-gado Jumbo, dari Aromanya Sudah Menggoda Selera
Gado-gado merupakan salah satu masakan khas Indonesia, yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Kuliner yang satu ini cukup populer di Surabaya dan Jakarta. Sehingga memunculkan beberapa nama yang melegenda.
Di Surabaya ada Gado-gado Arjuna, Gado-gado Jolotundo. Ada satu lagi warung gado-gado dengan nama yang unik, yaitu Gado-gado Jumbo Tikno, berlokasi di Jalan Ngagel Jaya tengah.
Tempatnya sih sederhana, menyerupai warung di kampung. Tapi pelanggannya berjubel nggak karuan. Belum dibuka pun sudah banyak yang antre.
Ketika menginjakkan kaki di halaman warung gado-gado jumbo ini, pengunjung langsung disambut dengan aroma kacang yang khas bercampur aroma pedas sambal yang disajikan terpisah.
Ingin rasanya segera menikmati makanan khas Indonesia berbahan tauge, kubis, irisan mentimun, tahu, tempe, telur rebus kentang dan lontong bercampur bumbu gado-gado.
Rasa bumbu gado-gado berbahan dasar kacang tidak lekas hilang, tapi meninggalkan rasa gurih bercampur pedas di lidah. Potongan lontong yang disajikan bersama sayuran gado-gado cukup besar sehingga perlu dibelah dua-tiga bagian supaya lancar meluncur ke mulut.
Tekstur lontong dan kentang yang padat dan kenyal sehingga cepat mengenyangkan, ditambah porsi yang besar. "Porsi adalah salah satu ciri khas gado-gado Pak Tikno," tutur Eko Wahyudi, yang merupakan generasi ketiga bisnis kuliner ini.
Gado-gado Jumbo didirikan oleh pasangan Sutikno, 58 tahun dan Sofia, 50 tahun pada tahun 2000. Mampu bertahan sekian lama membuktikan kualitas rasa gado-gado racikan Pak Tikno memang terjamin kelezatannya dan disukai banyak orang.
Sedang Eko yang selalu sibuk melayani pelanggan adalah anaknya. Dia yang diharapkan bisa menuruskan usaha makanan yang dirintisnya sejak 23 tahun lalu.
Menurut Eko keistimewaan bumbu kacang yang dihaluskan, tidak ada campuran ketela seperti gado-gado di tempat lain. Meski sampai malam tidak akan basi.
Gado-gado Jumbo Pak Tikno
Untuk satu porsi gado-gado Jumbo dapat dinikmati dengan membayar Rp 19.000 per porsi, sedangkan untuk gado-gado ukuran sedang cukup Rp 16.000 per porsi.
Satu porsi Gado-gado Pak Tikno ukuran jumbo bisa dinikmat dua orang. Sekali makan di warung ini, hanya mengeluarkan biaya tak lebih dari Rp 25.000, sudah termasuk es teh manis.
Setiap harinya Gado-gado Pak Tikno buka dari pukul 09.30 hingga pukul 16.00. Kalau pelanggan ramai, biasanya pukul 14.00 sudah habis dan langsung tutup.
Eko menjelaskan nama jumbo itu sebenarnya nama ukuran porsi, nama aslinya Gado-gado Pak Tikno. Dinamakan jumbo karena porsinya besar karena banyak pelanggan yang tidak habis, maka dibuatlah dua ukuran, jumbo dan sedang. Tapi pengunjung lebih suka menyebut gado-gado jumbo.
Salah seorang penikmat gado-gado, Sudi Tjoktandwinata yang mengatakan sudah mencicipi gado-gado di berapa tempat. Ternyata ada berbeda ketika pertama mencicipi gado-gado jumbo. Itu pun dikirimi oleh teman lamanya. "Enak, dari aromanya sudah bisa ditebak," kata Sudi.
Tata yang sering mampir sepulang kuliah menyebutkan, rasa Gado-gado Jumbo enak, beda sama yang lain dan porsinya memang besar. Sedangkan Aini Kusuma, penyiar radio terkemuka di Surabaya menilai, rasa Gado-gado Pak Tikno memang khas. "Teman di kantornya sudah sering membeli beberapa bungkus ," kata Aini.
Gado-gado Jakarta
Selain di Surabaya di Jakarta juga ada kuliner yang bernama gado-gado. Kalau gado-gado Surabaya bumbu sudah disiapkan, tinggal disiramkan pada sayur. Sedang gado-gado Jakarta bumbunya harus diulek dulu, seperti membeli rujak. Rasa dan aromanya pun berbeda. Gado-gado Surabaya dimakan dengan lontong sedang gado-gado Jakarta, bisa dengan nasi bisa lontong, tergantung selera.
Di Jakarta ada beberapa kedai gado-gado yang cukup terkenal. Antara lain Gado-gado Cemara, Gado-gado Bon Bin dan Gado-gado Boplo.
Kalau Gado-gado Boplo sudah tidak asing bagi para pencinta kuliner di Jakarta. Sebab gerai makan Gado-gado Boplo ini bisa ditemukan di beberapa tempat dengan bentuk restoran yang bersih dan nyaman.
Sebelum berkembang seperti saat ini, dahulu Ibu Juliana Hartono merintisnya di sebuah etalase kecil daerah Kebon Sirih tahun 1970. Tipe di sini adalah gado-gado siram, di mana potongan sayuran, tempe, dan lontong akan diguyur oleh kuah saus kacangnya yang nikmat, menyerupai gado-gado Surabaya.
Ciri khas lainnya dari kuah saus kacangnya tersebut adalah penggunaan kacang mede alih-alih kacang tanah seperti penjual pada umumnya. Selain itu tambahan air asam Jawa yang cukup pas takarannya membuat cita-rasanya makin sedap dan segar.
Harga gado-gado di Jakarta per porsinya berkisar Rp 20.000 sampai Rp50.000. Sekarang kalau ditanya enak mana antara gado-gado Surabaya dengan gado-gado Jakarta, jawabnya hanya satu, sama enaknya, meski gado-gado Jakarta dan Surabaya ini serupa tapi tak sama.