Gadis Pendaki Gunung Bekel Mojokerto Tewas Terseret Arus Air
Seorang gadis bernama Whiscyka Zafira Islamay alias Cika, 17 tahun, ditemukan tewas di lereng Gunung Penanggungan Mojokerto, pada Jumat 6 Desember 2024 sekitar pukul 22.00 WIB.
Pendaki asal Desa Sumengko Jatirejo, Mojokerto itu terseret arus air Sungai Talang saat akan naik ke puncak Gunung Bekel, anak Gunung Penanggungan bersama rekannya, Mutiara, warga Mojoagung, Jombang, melalui jalur Jolotundo, Trawas, Mojokerto.
"Mereka berdua berangkat dari pos Jolotundo sekitar jam 12 siang. Kejadian sekitar jam 4 sore," terang Pengurus LMDH Seloliman, Suwarno, Sabtu 7 Desember 2024.
Berdasarkan penuturan Mutiara, lanjut Suwarno, awalnya Cika berjalan di depan. Ketika sampai di Watu Talang sekitar pukul 16.00 WIB, Cika meminta Mutiara jalan di depan. Mutiara pun jalan di depan menyeberangi Sungai Talang. Saat itu, hujan mengguyur wilayah Trawas.
"Mutiara sudah menyeberang, Cika kena terjangan banjir. Arus air dari arah puncak, Watu Talang kalau hujan menjadi jalurnya air turun ke arah Jolotundo. Kalau tidak hujan, kering," jelasnya.
Melihat Cika terseret arus air, Mutiara sempat berusaha mengejar untuk menolongnya. Namun, gadis asal Desa Sumengko, Jatirejo, Mojokerto itu hilang terseret ke kawasan yang curam. Sehingga Mutiara memutuskan turun mencari pertolongan.
Operasi pencarian pun digelar Tim SAR dan relawan dengan menyisir kawasan Watu Talang, lokasi hilangnya korban.
Cika pun akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di Dam Klerek Gunung Bekel anak Gunung Penanggungan sekitar pukul 21.30 WIB.
“Kondisi korban kita temukan dalam kondisi meninggal dunia,” kata salah satu anggota tim SAR, Hasan.
Operasi pencarian korban Cika itu dilakukan oleh tim SAR gabungan sebanyak lebih dari 20 personel. Mereka terdiri dari SAR Pos Jolotundo, Tamiajeng dan Kedungudi.
Sebelum berangkat, tim SAR gabungan melakukan pemetaan berdasarkan keterangan teman Cika, Mutiara. Tim mempersiapkan secara matang agar evakuasi berjalan aman. Mengingat kondisi cuaca buruk.
Tim gabungan memulai pencarian sekitar pukul 18.30 WIB. Titik pencari diawali dari lokasi diduga korban terjatuh, tepatnya di Watu Talang. Watu Talang ini sebuah sungai bekas aliran pijar yang membeku seperti bebatuan. Lebarnya sekitar 4-5 meter.
Hasan bersama anggota tim SAR Tamiajeng menyusuri ke bawah Watu Talang sekitar 200 meter. Secara bersamaan, tim lain menyusuri dari bawah ke atas. Namun hasilnya nihil.
“Akhirnya kita melipir sedikit mencari jalur untuk melanjutkan proses pencarian di jalur sungai itu tadi, supaya bisa melanjutkan,” ujar Hasan.
Dari penyisiran tersebut, Hasan dengan satu orang dari SAR Kedungudi menemukan jenazah Cika di bawah sungai tersebut sekitar pukul 21.00 WIB. Menurut Hasan, posisi korban berada di bawah coban. Dari lokasi kejadian diperkirakan berjarak 2 Km.
“Korban terseret begitu jauh dan juga jatuh ke batu,” ungkap Hasan.
Saat ditemukan, korban dalam posisi tengkurap di atas batu dalam cekungan. Tidak ditemukan tas milik korban di lokasi, tim mendapati topi, baju, celana dan pakaian dalam korban sekitar 100 meter di atas coban.
Menurut Hasan, korban menderita luka di bagian kepala. Oleh dirinya langsung ditutup dengan sarung setelah menemukan korban.
“(Luka) di kepala, mungkin karena benturan saja. Langsung saya tutup pakai sarung,” tandasnya.