Gadis Ini Mati, Hidup Sesaat Lalu Mati Lagi, Ini Penjelasannya
Ada peristiwa aneh, jenazah SMW, gadis usia 12 tahun asal Desa Lambangkuning, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo tiba-tiba hidup kembali saat dimandikan. Meski termasuk langka, dari sisi medis dimungkinan kejadian hidup sesaat untuk kemudian kembali meninggal.
“Ya, saya tahu ketika teman-teman wartawan ribut memberitakan, ada jenazah hidup sesaat ketika dimandikan kemudian mati lagi,” ujar Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo, dr Abraar HS. Kuddah SpB, Kamis, 20 Agustus 2020.
Dokter Abraar merasa perlu memberikan klarifikasi karena SMW sebelumnya sempat dirawat di RSUD dr Mohamad Saleh. Dikatakan pasien tersebut tiba di RSUD milik Pemkot Probolinggo itu, Sabtu, 15 Agustus 2020 pagi.
“Keesokan hari, Senin pagi sekitar pukul 08.00, pasien tersebut meninggal dunia,” kata dokter spesialis bedah itu.
Jenazah siswi kelas VI SD itu kemudian dibawa ke rumah duka di Desa Lambangkuning dengan mobil jenazah RSUD. Saat dimandikan, tiba-tiba matanya berkedip.
Terkait kondisi “sesaat hidup kemudian meninggal lagi”, Abraar mengatakan, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi. “Pertama bisa karena karbon dioksida atau jumlah kalium yang tinggi di dalam darah. Kasus seperti ini memang jarang terjadi,” katanya.
Selain kondisinya koma, SMW juga mengalami hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dan hipertermia (suhu tubuh tinggi). “Saat masuk rumah sakit kondisinya koma, suhunya 39 derajat. Ini karena ada kelainan pada sel-sel pankreasnya,” ujarnya.
Dalam kondisi seperti itu, kata Abraar, pasien dinyatakan sudah meninggal dalam tanda vital. Yakni, detak jantungnya sudah berhenti dan pernapasannya sudah hilang.
Memang secara kinerja otak tidak bisa ditandai. “Kinerja otak tidak mengetahui karena tidak bisa (diperiksa). Makanya pada kasus-kasus tertentu kita diwajibkan menunggu dua jam," katanya.
Sementara, Kapolsek Lumbang, AKP M Dugel menjelaskan, kronologi SMW mulai sakit dan dirawat d RSUD hingga peristiwa menggegerkan saat jenazah SNW dimandikan.
“Masyarakat geger, karena korban membuka mata, berkedip,” katanya. Akhirnya prosesi pemandian dihentikan, jasad SMW dibopong ke dalam rumah.
Pihak keluarga kemudian menghubungi petugas medis dari Puskesmas Lumbang untuk memeriksa SMW. Petugas kemudian memberikan bantuan oksigen.
Tetapi saat detak jantung SMW diperiksa ternyata tidak terdeteksi dan tekanan darahnya 60. “Karena petugas medis menyatakan SMW sudah meninggal dunia, maka akhirnya jenazahnya dikebumikan di pemakaman umum Lambangkuning,” ujar AKP Dugel.
Advertisement