Fury Anggap Duel Lawan Usyk Sebagai Pertarungan Terbesar Abad Ini
Tyson Fury memiliki karier yang penuh dengan pertarungan hebat. Namun bagi The Gypsy King sendiri, tidak ada yang bisa menandingi pertarungan melawan Oleksandr Usyk pada hari Minggu, 19 Mei 2024 pagi.
Pada bulan November 2015, meski tak diunggulkan, Fury, yang saat itu berstatus penantang tak terkalahkan di usia pertengahan 20-an, mengejutkan dunia tinju dengan mengalahkan juara Wladimir Klitschko melalui keputusan mutlak.
Berbicara di acara TV "TMZ Sports" bersama putranya yang berusia 12 tahun, Prince John James, Fury yang berusia 35 tahun membahas pentingnya pertarungan melawan Usyk.
“Pastinya ada di atas sana bersama yang besar,” kata Fury soal lawan-lawan yang ia hadapi selama ini.
“Petarung Wilder kedua ketika kami sama-sama juara, keduanya tak terkalahkan, dia 43-0 dengan 42 KO. Saya 30-0. Pertarungan Klitschko, itu pertarungan besar bagi saya. Tapi ini sama besarnya.”
"Kami berada di Kerajaan Arab Saudi dengan semua sabuk juara yang dipertaruhkan. Pertarungan terbesar abad ini. Pertama kalinya dalam abad ini akan ada juara tak terbantahkan yang dinobatkan. Jadi ini semua yang bisa dinantikan."
Warisan Fury
Kariernya terus melambung saat Fury membuktikan dirinya sebagai salah satu petarung terbaik secara global, terlibat dalam trilogi bersejarah bersama Deontay Wilder.
Pertarungan pertama berakhir imbang, namun Fury berjaya di laga kedua dan ketiga. Selama wawancara, Tyson juga merefleksikan warisannya dan pentingnya mencapai status juara yang tak terbantahkan.
“Saya tidak tertarik dengan warisan dan menjadi yang terbaik atau tidak,” tambah Fury.
“Saya hanya tertarik hidup untuk hari ini, dan hidup untuk saat ini, dan yang ada di depan saya Sabtu malam (Minggu pagi WIB) adalah Usyk.”
“Bahkan setelah itu, saya tidak terlalu tertarik dengan apa yang orang katakan, apakah mereka ingin memberi peringkat pada saya atau tidak memberi peringkat pada saya atau apa pun. Itu tidak terlalu berarti sama sekali bagi saya.”
Fury hanya ingin dikenal sebagai orang tua yang baik ketika pertarungan ini usai. Ia juga tidak ingin dikenal sebagai petinju. “Saya ingin dikenal sebagai ayah yang baik, suami yang baik, dan anak yang baik.”
"Bagi saya, itu adalah sebuah hadiah. Tinju itu seperti sebuah pekerjaan. Entah saya baik atau buruk dalam pekerjaan saya, saya menghasilkan banyak uang darinya. Saya menafkahi anak-anak saya dan itulah artinya sebagai seorang ayah."
Advertisement