Furnitur Berbahan Limbah Plastik Produksi Banyuwangi Tembus Pasar Manca Negara
Sebuah rumah usaha di Banyuwangi memproduksi berbagai furniture dari bahan daur ulang plastik. Rumah produksi ini milik M. Soleh. Lokasinya di Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Furnitur buatan rumah produksi ini sudah tembus pasar manca negara.
Usaha milik Soleh ini bernama ‘Batu Indah Art’. Ditempat ini diproduksi berbagai jenis funitur mulai dari meja, kursi, hingga pot bunga dan furniture lainnya. Untuk kualitas, barang produksi Soleh sudah kualitas ekspor.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, sempat melihat langsung rumah produksi milik Soleh. Ketika itu, Ipuk sedang melaksanakan program Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa). Ipuk menyebut, usaha yang dijalani Soleh sangat kreatif.
“Selain memiliki nilai ekonomi, juga turut menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah plastik. Desainnya bagus. Selain itu ringan dan kuat," kata Ipuk.
Kreatifitas Soleh ini, menurut Ipuk, sejalan dengan program yang dijalankan Pemkab Banyuwangi. Di mana, Pemkab Banyuwangi terus mengkampanyekan pengurangan sampah plastik. Ipuk menyebut, selama ini, Pemkab Banyuwangi telah menggulirkan berbagai program untuk mengurangi sampah plastik.
"Apa yang dilakukan Mas Soleh ini bisa menjadi inspirasi bagi dunia usaha untuk turut menjaga dan melestarikan lingkungan," ujarnya.
Soleh menyebut, usahanya ini dirintis sejak tahun 2004 silam. Ketika itu, dirinya merantau ke Pulau Dewata untuk mengadu nasib. Ketika itu Soleh bekerja di industri furnitur teraso. Sembari bekerja, dirinya belajar.
“Setelah punya ilmunya, saya coba membuka usaha kecil-kecilan di Bali. Saya juga tetap bekerja di tempat lain sambil mengumpulkan modal," ungkapnya.
Soleh mulai memindahkan rumah produksinya di Banyuwangi pada tahun 2020. Dia memilih membuka usaha di tanah kelahirannya yakni di Desa Genteng Wetan. Meski demikian, Soleh tetap membuka outlet penjualan yang utama di Bali.
Awalnya, Soleh hanya memproduksi pot dan bathtub dari teraso. Kemudian terpikir untuk mulai memanfaatkan limbah botol plastik pengganti bahan teraso. Lalu dia mulai mencoba memanfaatkan plastik untuk membuat rak, pot, set meja kursi.
Furnitur buatan Soleh, tidak hanya dipasarkan di wilayah Bali saja. Hasil produksinya banyak diminati hingga ke manca negara. Soleh telah beberapa kali melakukan ekspor produknya ke luar negeri. Diantaranya ke Australia dan beberapa negara di belahan Eropa.
"Kalau produk dari daur ulang limbah plastik memang masih sekitar satu tahunan. Tapi mendapat respon yang baik dari konsumen. Alhamdulillah sampai saat ini produk kami masih diminati pasar. Penjualan juga terus meningkat,” katanya.
Usaha Soleh kini cukup berkembang pesat. Dia menyebut, setiap bulannya, dirinya bisa menghasilkan hingga puluhan juta rupiah. Seiring banyaknya peminat, usahanya juga sudah menyerap banyak tenaga kerja.
"Awalnya hanya punya satu orang pekerja, saat ini saya dibantu 20 orang pekerja untuk mengejar produksi," ujarnya.
Advertisement