Froome: Disc Brake Kurang Cocok untuk Road Cycling!
Perubahan selalu membawa penyesuaian. Termasuk pembalap kelas dunia (WorldTour) Christopher Clive Froome. Superstar balap sepeda ini meraih banyak kemenangan Grand Tour maupun lainnya bersama Team Sky (sekarang Ineos Grenadiers) dalam sepuluh tahun terakhir ini.
Nah, perubahan terjadi. Tahun 2021 Froome bergabung dengan tim Israel Start-Up Nation (ISN). Tentu berganti sepeda juga. Dulunya Froome menggunakan Pinarello Dogma. Dengan sistem pengereman rim brake.
Sekarang, Froome harus membiasakan diri menggunakan Factor. Salah satunya tipe Ostro VAM untuk allround aero bike. Atau O2 untuk climbing bike. Juga SLiCK untuk sepeda time trial.
Kemarin, Senin, 8 Februari Froome diwawancarai dan videonya diupload ke YouTube. Dia mengaku sangat bersemangat dengan tim barunya ini. Juga sudah mencoba sepeda barunya, Factor Ostro VAM selama beberapa bulan.
“Secara performa sepeda ini hebat. Power transfer juga efektif efisien. Tapi perlu ada sedikit pengembangan di handlebar yang menurut saya masih terlalu flex. Itu bukan masalah besar, segera teratasi,” ungkapnya di video berdurasi lima menit itu.
Yang mengejutkan, juara Tour de France empat kali ini mengaku kurang cocok dengan sistem pengereman disc brake. Sayangnya, Factor tidak merilis Ostro VAM versi rim brake. Bahkan Froome juga mengungkapkan kekurangan sistem pengereman disc brake.
“Disc brake bekerja sangat baik. Sepeda akan berhenti kapan pun kamu mau berhenti. Kondisi kering atau basah, mereka bekerja maksimal,” puji pembalap kelahiran Kenya ini.
Sayangnya, Froome menambahkan, kekurangan disc brake adalah akan ada gesekan konstan karena jarak rotor dan cakram yang mepet. Ada kalanya satu piston akan terus menekan ke cakram. Problem-problem seperti ini akan sering terjadi.
“Mekanik akan membereskannya tidak ada masalah. Tetapi itu hanya akan beres di atas bike stand. Ketika turun ke jalan, masalah itu timbul lagi,” keluhnya.
Selain itu, ada potensi kerusakan mekanikal. Kadang juga overheating sehingga membuat cakram sedikit melengkung. “Apalagi bila digunakan pengereman konstan di turunan selama lima hingga sepuluh menit,” imbuh Froome.
“Menurut saya pribadi. Teknologi (disc brake) ini tidak terlalu cocok digunakan untuk road cycling,” bilangnya berkesimpulan.
Memang isu disc brake di ajang balap dunia ini mengemuka dalam beberapa tahun terakhir. Tapi pada akhirnya banyak produsen sepeda yang mengeluarkan disc brake sehingga balapan road cycling pun menggunakan sistem pengereman ini.
“Saya menerima bahwa ini adalah perkembangan teknologi dan industri ke depannya. Kita sebagai cyclist harus beradaptasi dan belajar menggunakannya. Jika kamu sekarang ini masih belum menggunakan disc brake, ini hanya masalah waktu sebelum kamu dipaksa menggunakannya,” tutup pembalap 35 tahun ini.