FRI 2022, Tekankan Persiapan Isu Global dan Generasi Emas 2045
Para pimpinan universitas di Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi permasalahan bangsa, terutama dalam bidang kesehatan, riset serta pendidikan. Hal ini disampaikan dalam Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) yang digelar di Universitas Airlangga (Unair), Sabtu, 29 Oktober 2022.
Kegiatan yang mengusung tema Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Kedaulatan Pangan, Energi, dan Obat menuju Indonesia Emas 2045 ini dihadiri 345 rektor perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
Rektor Unair, Prof Moh Nasih sebagai tuan rumah dalam sambutannya menekannya ada beberapa hal krusial yang dibicarakan dalam forum ini. FRI berkomitmen untuk memberikan segala solusi bagi bangsa di bidang riset maupun di bidang pendidikan.
"Di sini kami (para rektor) siap untuk menerima semua gagasan untuk persiapan Generasi Emas 2045. Seluruh pimpinan perguruan tinggi siap menyambut dengan baik dan berkomitmen luar biasa untuk berbagai persoalan yang akan datang,” kata Ketua FRI 2022 ini.
Menko PMK, Muhajir Effendy yang turut hadir menambahkan, kedatangannya di FRI 2022 kali ini memang untuk mendiskusikan isu-isu yang sedang terjadi, seperti isu perubahan iklim, penanaman global, krisis pangan, krisis keuangan, hingga resesi yang diperkirakan akan terjadi pada 2023 mendatang.
"Ada empat hal penting yang menjadi fokus saya tahun ini, di antaranya mengenai masalah ketenagakerjaan, revitalisasi pendidikan serta perancangan pendidikan vokasi yang ke depannya harus lebih baik lagi," ungkapnya.
Muhadjir Effendy berharap, para rektor tetap bersiap untuk menyambut tahun depan yang tidak lebih baik dari tahun ini.
"Sehingga kita harus berusaha untuk menghadapi skenario terburuk termasuk krisis pangan. Saya juga berterima kasih kepada Rektor Unair karena telah mengundang saya pada hari ini,” tandasnya.
Konferensi FRI 2022 dilanjutkan dengan rapat pleno dan sidang-sidang komisi untuk membahas laporan pertanggungjawaban dan pelantikan Ketua FRI 2023-2024.
Untuk diketahui, dalam rangkaian acara juga dilakukan acara tanam pohon secara simbolis. Sepuluh tanaman simbolis yang ditanam tersebut yakni, tiga tanaman mojo dan tanaman-tanaman lain seperti tanaman tabebuya pink, ketapang kencana, flamboyan, tabebuya kuning, pule, dan spatudea.