Foto Viral Perempuan Pengurus BEM dan UKM Diburamkan Tuai Polemik
Jagat Twitter dua hari ini ramai dengan percakapan tentang pengurus anggota badan eksekutif mahasiswa (BEM) di sejumlah kampus negeri di Jakarta dan Jogjakarta. Komentar mulai bermunculan lantaran foto pengurus perempuan yang disebarluaskan untuk tujuan pengenalan itu, diburamkan.
Unggahan itu awalnya muncul di akun Instagram @Space.UNJ. Pada 10 Februari 2020, akun tersebut mengunggah foto pengurus BEM Fakultas Tenik Universitas Negeri Jakarta.
Dalam foto pengurus itu, seluruh pengurus laki-laki memperkenalkan diri menggunakan foto setengah badan dan tampak jelas pada wajahnya. Sedangkan pengurus perempuan muncul dengan foto yang diburamkan.
Foto serupa juga muncul di akun Instagram Fakultas Teknik UNJ, @bemftunj.
Dari Instagram, postingan lantas merambah ke Twitter. Akun @Nadyazura mengunggah postingan @Space.UNJ di akun miliknya. Unggahan itu kini telah diretweet tujuh ribu kali, dan disukai lebih dari 12 ribu akun.
Hal serupa juga muncul dari Universitas Gadjah Mada. Foto pengurus perempuan di unit kegiatan mahasiswa (UKM) Jamaah Muslim Geografi (JMG), Fakultas Geografi UGM periode 1441-1442, diburamkan. Konten yang awalnya muncul di akun JMG_UGM itu, kini tak bisa diakses secara terbuka lantaran akun dikunci.
Direktur Kemahasiswaan UGM, Suharyadi, mengatakan jika mahasiswa sering menggunakan avatar atau sketsa wajah untuk mengganti foto asli mereka. Konten kali ini pun, ia mengaku sudah tahu. Namun pihaknya belum mengkonfirmasi JMG tujuan mereka membuat unggahan semacam itu.
"Saya sudah tanya wakil dekan terkait unggahan itu. Pak ini acara apa to Pak, tapi (beliau) belum tahu juga," katanya, Selasa 11 Februari 2020, dikutip dari suara.com.
Ia melanjutkan, jika penggunaan avatar untuk kebutuhan pribadi, maka dia tak berhak melarang. Namun, UGM akan melarang bila avatar digunakan untuk kegiatan resmi. "Misalnya foto untuk pengurus (BEM), tidak boleh diblur, harus pas foto standar. Tapi kalau di level mereka, saya kan tidak masuk (ranah)," lanjutnya.
Suharyadi mengaku akan menyelidiki kasus tersebut ke tingkat fakultas. Sebab pihaknya belum mengetahui apakah unggahan tersebut untuk kegiatan internal mereka atau mengatasnamakan kampus secara resmi.