Forum Komunikasi Santri Kota Kediri dan Kiai Titip Harapan pada Vinanda-Gus Qowim
Forum Komunikasi Santri Kota Kediri menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Hari Santri Nasional (HSN) 2024 di kompleks aula Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh ulama dan para pengasuh pondok pesantren (ponpes) di Kota Kediri.
Di antaranya KH. Abdul Hamid selaku pengasuh Ponpes Maunahsari Bandar Kidul, KH. Sholeh Abdul Jalil pengasuh Ponpes Salafiyah Bandar Kidul dan KH. An'im Falahuddin, pengasuh Ponpes HMS Lirboyo Kota Kediri. Selain para ulama dan masyayikh Nahdlatul Ulama (NU), hadir pula pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati dan KH Qowimuddin Thoha (Gus Qowim) serta 200 lebih tokoh masyarakat se- Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Dalam kesempatan itu, KH. Hamid menyampaikan bahwa salah satu ciri santri adalah ‘Nderek Kiai’ alias ikut kiainya. Karena Kiai akan mengarahkan santri pada kebaikan. Di akhir mauidhohnya, dia mendoakan pasangan Vinanda dan Gus Qowim untuk bisa memimpin Kota Kediri dengan lebih baik dan memiliki keberpihakan kepada kaum santri.
Doa dan harapan tersebut sebagai bentuk kepedulian, sekaligus impian besar KH Hamid kepada Ketua Harian Relawan Suket Teki Nusantara (RSTN) Kota Kediri dan pengasuh Ponpes Al-Ishlah Bandar Kidul itu, sebagai implementasi dari pasangan nasionalis dan religius yang berprinsip dasar Aswaja (Ahlu Sunnah Wal-Jamaah An-nadiyah).
KH. Hamid adalah salah satu tokoh ulama NU di Kota Kediri yang disegani karena keilmuannya. Para santri, serta umat muslim di Kota Kediri mengikuti ucapan-ucapannya.
Acara tersebut juga diisi dengan dialog yang dipimpin oleh KH. Oing Abdul Muid (Gus Muid) sebagai Ketua Forum Santri Kota Kediri. Dalam dialog, beberapa peserta menyampaikan harapan dan pesan kepada pason nomor urut 01 Vinanda - Gus Qowim.
Ada beberapa aspirasi yang disampaikan dalam forum tersebut. Seperti, Kai Syansuri dari Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, yang memohon agar Makam Setonogedong lebih diperhatikan, karena menjadi tujuan wisata religi. Lalu, Kiai Saiful yang minta insentif guru ngaji dan modin dinaikkan.
Aspiasi dan harapan para santri, kiai serta kaum nahdliyin kepada pasangan pemuda dan tokoh ulama ini memang sangat mendasar. Betapa tidak, paslon yang diusung oleh mayoritas partai politik itu memiiki visi misi mewujudkan Kediri MAPAN. Di mana salah satunya adalah menciptakan Kota Kediri yang agamis.
Vinanda dan Gus Qowim bakal merealisasikan penguatan tatanan sosial dan sumber daya manusia (SDM) yang berketuhanan dengan nilai kerukunan untuk membentuk ‘self control’. Komitmen itu akan ditunaikan melalui Program Sapta Cita.
Dari tujuh program kerja tersebut, salah satunya berbasis pada pesantren, santri serta guru ngaji berupa peningkatan insentif mereka. Program itu dinamakan dengan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan atau disingkat Marata.