Forkopimda Sidoarjo Pastikan Pasokan Beras Aman di Bulan Ramadhan
Harga beras di pasaran berangsur-angsur turun. Seperti yang terlihat di Pasar Larangan Sidoarjo. Meski begitu operasi pasar terus dilakukan Pemkab Sidoarjo bersama Bulog.
Beras medium SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras) bersubsidi terus digelontorkan. Jumlahnya mencapai 30 ton perhari di Pasar Larangan. Belum lagi di Pasar Porong sebanyak 15 ton dan Pasar Tulangan sebanyak 2 ton perhari.
Forkopimda Sidoarjo mengecek distribusi beras bersubsidi tersebut di Pasar Larangan. Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor S.IP bersama Ketua DPRD Sidoarjo H. Usman, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Christian Tobing dan Dandim 0816 Sidoarjo Letkol. Inf. Guntung Dwi Prasetyo serta Kepala Kantor Bulog Cabang Surabaya Utara Sugeng Hardono. Mereka ingin memastikan harga beras relatif stabil dan ketersediaannya aman di pasaran mendekati bulan Ramadhan ini.
Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor mengakui beberapa Minggu kemarin terjadi kenaikan harga beras. Namun hari ini sudah mulai turun dan harganya relatif stabil.
"Dengan masifnya intervensi dari kabupaten, relatif turun hari ini (beras), kenaikan itu terjadi beberapa Minggu kemarin terutama beras tipe medium, hari ini sudah mulai turun dan relatif stabil," ucapnya.
Meski begitu lanjut bupati yang biasa dipanggil Gus Muhdlor itu, intervensi menjaga stabilisasi harga beras akan terus dilakukan. Apalagi menjelang bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi. Operasi pasar beras SPHP akan terus digencarkan. Distribusi beras medium Bulog seharga Rp. 10.900 perkilo itu terus digelontorkan untuk menekan harga beras saat ini.
"Terkait operasi pasar beras SPHP harus kita gencarkan di Kabupaten Sidoarjo," ujarnya.
Gus Muhdlor juga mengatakan selain beras, terdapat beberapa komoditas lain yang juga menjadi atensi dari Kabupaten Sidoarjo. Komoditas pangan tersebut masuk prioritas untuk dapat distabilkan harganya. Yakni telur dan cabe rawit.
"Telur ini kita sudah bekerjasama dengan Kabupaten Blitar, kalau memang harganya tidak bisa ditekan kami akan memberikan subsidi angkutan dan yang lainnya, untuk cabe rawit juga kebanyakan dari Banyuwangi itu juga sama treatment, kalau tidak terkendali terlalu banyak maka kita berikan intervensi berupa subsidi angkutan dan sebagainya," ujarnya.
Gus Muhdlor mengatakan kenaikan beras kemarin hampir merata d seluruh Jawa Timur. Penyebabnya panen raya padi tidak merata. Sehingga ketersediaan beras di pasaran sangat sedikit. Namun dipastikannya stok beras di Bulog sangat tercukupi.
"Secara umum stok di Bulog sangat mumpuni dan saya yakin ketika beras SPHP turun dimasyarakat, harga bisa ditekan dan HET Rp. 10.900 bisa berjalan," ujarnya.
Djoyo pedagang beras di blok BN 12 Pasar Larangan juga mengakui harga beras di Pasar Larangan mulai turun meski tidak signifikan. Disampaikannya penurunan harga beras premium hanya mencapai Rp. 400 rupiah. Dari harga Rp. 16.200 turun menjadi Rp. 15.800. Sedangkan harga beras medium turun sebesar Rp. 600 rupiah dari harga Rp. 14.200 turun menjadi Rp. 13.600.
"Harga beras mulai turun menjelang bulan Ramadan, namun penurunannya tidak terlalu signifikan, kisarannya Rp. 400 rupiah untuk harga beras premium. Sedangkan untuk harga beras medium turun Rp. 600 rupiah," kata Djoyo.
Menurut Djoyo meski harga beras mulai turun, masyarakat tetap memilih membeli beras Bulog yang dijualnya sesuai HET Rp. 10.900 per kilogramnya. Menurutnya pembeli beras merasa harga beras saat ini masih tinggi. Oleh karenanya jatah 2 ton beras SPHP perhari yang dijualnya selalu ludes hanya dalam setengah jam saja.
"Pembeli beras premium dan medium juga normal, namun masyarakat cenderung memilih antri membeli beras murah dengaan harga Rp 10.900 per kilogramnya," pungkas Djoyo.