Forkopimda Jatim Pantau Kondisi Natal di Gereja Bekas Bom
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur melakukan pemantauan pelaksanaan ibadah Misa Natal yang diselenggarakan di beberapa tempat. Salah satunya di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya yang pada 2018 lalu menjadi sasaran teror bom.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak secara langsung memimpin tim pantau. Ia didampingi pula oleh Wapolda Jatim Brigjen Pol Djamaludin, serta Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Bambang Ismawan.
“Kita ingin memastikan secara langsung ibadah Misa Natal ini bias berjalan baik dan penuh kedamaian. Tapi pengamanan akan berlangsung terus sampai tahun baru. Kita ingin pastikan benar-benar terjaga kondusifitasnya,” ujar Emil Dardak, saat ditemui usai melakukan pantauan.
Dalam kesempatan itu, ia mengaku senang karena dalam pengamanan yang dilakukan tim gabungan mendapat bantuan dari masyarakat sekitar.
“Kita melihat elemen masyarakat turun dengan penuh rasa persaudaraan untuk menjaga lingkungan di hari besar keagamaan ini. Ini sangat baik untuk menjaga persatuan dan menjaga kondusifitas di lingkungannya,” imbuh mantan Bupati Trenggalek itu.
Dari pantauan ngopibareng.id di lapangan, pengamanan yang dilakukan oleh tim gabungan di gereja tersebut betul-betul ketat. Di luar gereja, tak hanya diamankan oleh satuan lalu lintas saja tetapi ada pula beberapa anggota dengan pakaian lengkap dan senjata laras panjang.
Selain itu, para jemaat yang hendak masuk harus melalui alat pemeriksaan logam bernama sector yang paten, dan satu yang dipegang oleh petugas kepolisian untuk mengecek setiap jemaat.
“Kita laksanakan ini bagian dari Operasi Lilin 2019. Intinya untuk memberi jaminan keselamatan dan kenyamanan bagi yang menjalankan ibadah,” kata Wakapolda Jatim, Brigjen Djamaludin.
Di sisi lain, pimpinan Tim Gembala Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Pendeta Yonathan Biantoro Wahono mengapresiasi langkah dari Forkopimda Jatim yang melakukan pemantauan langsung untuk mengecek keamanan pelaksanaan ibadah Misa Natal. Apalagi, gereja tersebut pernah menjadi sasaran teror bom.
“Kunjungan ini sangat berarti dan memberi semangat kepada jemaat untuk beribadah karena merasa diayomi dan dilindungi. Tentu kejadian lama membekas dalam pikiran dan hati kami, namun sekarang pulih karena ada proses pendampingan dan sekarang ditambah dengan pengamanan yang dilakukan,” ungkapnya.