Foo-Was Briquette, Briket Arang dari Sisa Makanan Karya Siswa SMA
Sisa makanan biasanya dibuang atau diberikan hewan. Ternyata sisa makanan ini bisa diolah menjadi briket arang.
Tiga siswa SMA National Star Academy (NSA) Surabaya berhasil menciptakan briket arang berbahan dasar sisa makanan. Tiga siswa itu adalah Caroline Angela, Tiffany Montgomery, Jesselyn Alicia yang tergabung dalam tim Foo-Was Briquette.
"Awalnya kami melihat banyak sisa makanan yang dibuang. Dari situ muncul ide untuk membuat energi alternatif dari sisa bahan makanan," kata Caroline Angela, salah satu perwakilan tim.
Briket arang dari sisa makanan ini juga dapat digunakan untuk membakar sate, membakar daging, dan lainnya. Semakin kering briket arang sisa makanan ini akan semakin hilang baunya.
Caroline menambahkan, pembuatan briket arang ini cukup mudah. Sisa makanan dikumpulkan kemudian dihaluskan dengan cara diblender. Setelah itu adonan dari sisa makanan itu dicampur dengan air dan tepung kanji agar adonan tidak terlalu kental.
"Setelah itu dikeringkan. Pengeringan ada dua metode yaitu dengan dipanggang atau dioven dengan suhu 200 derajat selama 30 menit, kedua dikeringkan secara alami dengan cahaya sinar matahari yang membutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu," kata Caroline.
Dua metode pengeringan ini, lanjut Caroline, menghasilkan warna briket arang berbeda. Bila menggunakan oven warna briket menjadi hitam seperti arang pada umumnya, sedangkan dengan sinar matahari warna briket menjadi coklat tua.
"Tapi fungsinya tetap sama. Untuk penelitian ini kami menggunakan pengeringan dengan matahari karena tidak semua orang punya oven," katanya.
Caroline mengaku, akan memperkenalkan teknologi temuan ini ke masyarakat luas, karena pembuatan briket ini cukup mudah dibandingkan dengan briket berbahan dasar batok kelapa. Selain itu, briket ini juga mengurangi limbah dari sampah makanan rumah tangga.
"Tujuan kami ingin mengenalkan teknologi ini ke masyarakat luas agar dapat menjadi alternatif pembuatan arang yang bahan dasarnya dapat ditemukan di sekeliling kita," katanya.
Inovasi briket arang dari sisa makanan ini penelitiannya memakan waktu satu tahun. Hasilnya, inovasi ini mendapat medali emas di ajang Internasional Science and Invention Fair (ISIF 2019) Bali pada Juni 2019 lalu. (pts)
Advertisement