Flyover Djuanda Sidoarjo Diresmikan Presiden, Masyarakat Beri Tanggapan Positif
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Sidoarjo, Jumat 6 September 2024 pagi. Di Kota Delta ini, ia meresmikan Flyover Djuanda atau yang sebelumnya dikenal dengan Flyover Aloha.
Dari pantauan Ngopibareng.id, sejak pukul 09.00 pagi WIB, jalanan dari Surabaya ke Sidoarjo maupun sebaliknya tampak padat. Puluhan petugas dari Polri, TNI, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan Satpol PP tampak berjaga di sepanjang jalan yang akan dilalui presiden.
Mereka bersiaga di sejumlah titik, mulai dari Bundaran Waru hingga Flyover. Sejumlah polisi dan TNI tampak terus mengatur arus lalu lintas untuk memastikan kelancaran mobilitas kendaraan di sekitar lokasi.
Sementara Paspampres dengan penuh waspada memantau sekitar dengan tatapan tajam. Mereka mengawasi setiap pergerakan di sejumlah titik yang sudah dibanjiri masyarakat, salah satunya di sekitar rel kereta api yang berada tepat di bawah flyover.
Maklum, ada ratusan warga dengan antusias menyambut kedatangan presiden, yang dijadwalkan tiba di lokasi pada pukul 10.00 WIB.
Benar saja, tak lama kemudian, rombongan Presiden Jokowi tiba dengan dikawal mobil patwal dari kepolisian maupun TNI.
Arus lalu lintas pun mendadak macet karena kendaraan warga yang melintas harus memberi jalan kepada rombongan presiden. Seketika warga yang berada di sepanjang jalan dari Jalan Raya Gedangan pun melambaikan tangan.
Tak sedikit dari mereka yang memanggil presiden yang berada di balik kaca mobil kepresidenan, “Pak Jokowi…Pak Jokowi”.
Presiden Jokowi lantas membuka kaca dan melemparkan kaos kepada warga. Mereka pun berebut untuk menangkapnya.
Tak lama kemudian, sang presiden tiba di lokasi. Acara peresmian pun dimulai. "Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Flyover Djuanda, 9 jembatan callender hamilton, dan pelaksanaan inpres jalan di provinsi Jatim pagi ini saya nyatakan diresmikan," kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya, Jumat 6 September 2024.
Agenda kunjungan kerja presiden ke Jatim kali ini memang tak hanya meresmikan Flyover Djuanda. Beberapa jam sebelumnya, ia juga meresmikan RS Kemenkes Surabaya,
Bukan hanya itu, presiden juga meresmikan sembilan jembatan callender hamilton yang tersebar di beberapa daerah, serta pelaksanaan inpres jalan di Provinsi Jatim.
Jokowi mengatakan, dengan infrastruktur yang semakin baik, maka pergerakan orang dan barang di Jatim akan semakin lancar. Hal ini akan berdampak positif pada daya saing dan pertumbuhan ekonomi.
"Kita terus membangun serta memperbaiki infrastruktur di berbagai daerah agar konektivitas semakin baik, aktivitas dan mobilitas masyarakat semakin lancar, sehingga biaya logistik menjadi semakin murah dan efisien," jelasnya.
Dalam peresmian ini, hadir pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR RI) Basuki Hadimuljono.
Diketahui, Jalan layang Flyover Djuanda memiliki total panjang jembatan 858 meter dengan rincian panjang FO1 (Sidoarjo-Juanda) 435 meter, serta panjang FO2 (Juanda-Surabaya) sepanjang 423 meter. Dengan lebar jembatan 9 meter, lebar jalan 8 meter.
Layang dua lajur ini juga memiliki frontage luar sepanjang 500 meter dan frontage dalam 260 meter.
Pembangunan Flyover Djuanda merupakan upaya sinergi antara pemerintah daerah dan Kementerian PUPR melalui BBPJN Jatim-Bali yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan di ruas Surabaya-Sidoarjo.
Proyek ini diharapkan bisa menjadi solusi utama guna memperbaiki konektivitas dan mobilitas di wilayah Sidoarjo dan Surabaya, sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di provinsi paling timur Pulau Jawa ini.
Flyover ini dibangun di atas perlintasan kereta api yang menjadi salah satu titik kemacetan. Untuk menyelesaikan pembangunan fasilitas ini membutuhkan waktu sekitar dua tahun, yakni 2022 hingga 2024 dan biaya Rp 363 miliar.
Tanggapan Warga
Sesuai harapan presiden, kebermanfaatan pembangunan Flyover Djuanda ini dirasakan warga Sdioarjo maupun Surabaya yang setiap hari melintasi wilayah tersebut.
Setidaknya, hal itulah yang dirasakan salah satu pengemudi ojek online, Itok. “Dengan adanya flyover ini sangat terasa dampaknya. Jika sebelumnya selalu menjadi titik kemacetan di sekitar Aloha ini, sudah tidak lagi sejak ada jembatan layang ini,” ujarnya.
“Biasanya, paling bikin stres kalau melintas di lokasi ini. Sekarang, sudah lancar dan nyaman. Mobilitas kami para ojol pun jadi lebih cepat dan efisien,” tambah warga Buduran Sidoarjo ini.
Itok pun berharap pemerintah juga menambah pembangunan flyover dari Jalan Raya Gedangan menuju Buduran. Karena di beberapa persimpangan setelah Jalan Raya Aloha mulai rawan macet.
“Dari Gedangan ke Buduran ini padat. Lalu lintas sering merayap di sepanjang jalan ini. Kalau jam berangkat kerja dan pulang kerja, volume kendaraan sangat banyak, sehingga laju kendaraan merayap. Selain flyover, pembangunan jalur lingkar barat tampaknya bisa menjadi solusi lain,” paparnya.
Hal senada disampaikan oleh Ardi. Pria yang berprofesi sebagai sopir ekspedisi ini merasa senang sejak adanya Flyover Djuanda ini. Pasalnya, ia tak lagi khawatir bakal terjebak macet jika harus melalui persimpangan jalan menuju Bandara Djuanda ini.
“Sebelum ada flyover ini, berangkat antar barang selalu saya lebih awal karena khawatir terjebak macet. Sebab, pengiriman barang bisa terlambat. Sekarang tidak lagi karena lalu lintasnya lancar karena ada jembatan ini,” kata warga asal Benowo Surabaya ini.
Advertisement