FK Unair Usul SOP Operasi Katarak Bilateral Gandeng Dokter Kanada
Katarak masih menjadi penyebab tertinggi angka kebutaan di Indonesia. Fakultas Kedokteran (FK) Unair Surabaya, khususnya Departemen Ilmu Kesehatan Mata, berupaya menekan angka kebutaan. Salah satu caranya adalah memperkaya ilmu dan teknik para dokter dalam penanganan operasi katarak.
FK Unair pun mengukuhkan guru besar mitra (Adjunct Professor Inauguration) asal Kanada, Prof Steve Aaron Arshinaff. Pengukuhan itu pertama kalinya dilakukan Departemen Ilmu Kesehatan Mata.
Dalam paparannya ahli katarak asal University of Toronto ini memaparkan teknik operasi katarak bilateral atau dilakukan pada kedua mata sekaligus.
Di Indonesia sendiri teknik operasi katarak yang umum digunakan adalah operasi secara bergantian dengan memberikan waktu jeda, artinya satu mata terlebih dahulu di operasi katarak lalu beberapa minggu setelahnya mata sebelahnya.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadi infeksi di kedua mata. Evelyn Komaratih Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK Unair mengatakan, teknik yang disampaikan Prof Aaron dapat menjadi referensi di Indonesia supaya bisa melakukan yang sama.
"Apa yang disampaikan Prof Aaron dan pengalaman dari kami semoga kedepannya bisa diusulkan menjadi Standar Operasional Prosedur (SOP) kapan dilakukan operasi bilateral atau monolateral. Ini modal untuk membuat sesuatu yang baru," ujarnya usai pengukuhan, Selasa, 13 Juni 2023.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu Kesehatan Mata, Prof Sjamsu Budiono mengungkapkan, teknik operasi mata bilateral jarang dilakukan di Indonesia karena jenis katarak yang berbeda. Kebanyakan kasus katarak di Indonesia adalah jenis brown katarak, sementara di Kanada adalah white katarak.
"White katarak ibaratnya seperti mangga yang bijinya lunak jadi penyelesaiannya tidak sulit. Sementara, brown katarak seperti mangga, biji keras. Jadi kalau mengerjakan dua-dua cukup sulit," terangnya.
Kemudian, paparnya hal lain yang membuat teknik operasi katarak pada kedua mata secara bersamaan jarang dilakukan adalah masyarakat Indonesia rata-rata terlambat datang ke rumah sakit untuk penanganan katarak. "Jadi banyak yang datang kondisinya sudah cukup parah. Hal ini berbeda dengan Kanada dimana masyarakatnya sudah banyak yang aware," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Mata, Dr. Yulia Primitasari, dr., Sp.M(K) mengungkapkan, teknik operasi katarak bilateral akan sangat membantu penanganan katarak di wilayah kepulauan terpencil.
"Ke depan bisa dikembangkan operasi katarak bilateral untuk daerah terpencil. Karena semua masyarakat harus mendapatkan kualitas dan kuantitas penangganan kesehatan yang sama," kata dokter Yulia.
Mereka berharap kedepannya akan ada SOP terbaru terkait pertimbangan melakukan operasi katarak bilateral (secara langsung pada dua mata) atau monoteral secara bergantian.
Terakhir, Dekan FK Unair, Prof Dokter Budi Santoso menyebut ada empat tugas yang harus dilakukan Prof Aaron usai dikukuhkan. Antara lain, memberi kuliah S1 untuk anak didik, research kolaborasi, penelitian bersama. "Publikasi bersama, dan promotor atau ko-promotor," tandasnya.