Fitur Baru Twitter, Pengguna Bisa Kontrol Respon Cuitan
Twitter mencoba sejumlah fitur baru berupa pengaturan yang memungkinkan pemilik akun mengontrol siapa saja yang bisa merespon cuitan mereka, untuk menekan ujaran kebencian. Fitur ini meliputi pilihan, semua orang, hanya orang yang menjadi follower, hanya orang yang disebut dalam cuitan, dan tak satu pun.
Fitur ini diumumkan di pameran Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas oleh Eksekutif Twitter Kayvon Beykpour. “Motivasi utama adalah kontrol. Kami ingin membangun kondisi di mana pemilik akun memiliki kontrol lebih dalam berkomunikasi di Twitter. Ada banyak spektrum berkomunikasi di Twitter yang belum kami lihat,” katanya.
Fitur ini saat ini sedang dibagikan terbatas pada pengguna tertentu.
Sebelumnya, pada November 2019, Twitter memperkenalkan fitur untuk menyembunyikan jawaban tertentu pada cuitan mereka. Berikutnya, Twitter memperketat kontrol dengan menyediakan fitur blokir akun tertentu agar tak bisa membalas cuitan mereka. Fitur ini masih dalam tahap uji coba dan hanya diberikan pada akun terpilih.
Sejumlah fitur baru itu menurut Jack Dorsey, Pendiri dan CEO Twitter, dilakukan untuk memperbaiki tingkat “kesehatan” di Twitter.
Meski, Dorsey banyak menerima kritik lantaran sejumlah fitur itu tak berlaku untuk akun tertentu, seperti akun bercentang biru milik Donald Trump, yang belakangan mengancam untuk berperang dengan Iran.
Salah satu kritik datang darai Kontributor New York Times, Wajahat Ali yang menulis, “Dunia akan lebih aman jika (akun) Trump dipindahkan oleh (CEO Twitter Jack Dorsey) atas penyalahgunaan atas standar Twitter sendiri, berulang kali. Saya mengatakan ini dengan sangat serius,.
Meski tak ada data resmi yang dirilis, Twitter memperkirakan penggunanya mencapai lebih dari 330 juta akun pengguna aktif per bulan di kuartal akhir tahun 2019. Jumlah itu menurun dari kuartal pertama tahun 2018, sebanyak 336 juta akun pengguna aktif.
Advertisement