Firasat Arma, Kala Mobil yang Ditumpangi Anaknya Celaka
Arma, 34 tahun ibu dari Tanti Alawiyah salah satu dari belasan korban kecelakaan bus masuk jurang di Sukabumi, Jawa Barat, masih terisak-isak dan tak kuasa menahan tangisnya saat menceritakan keadaan anak sulungnya.
"Berangkatnya habis subuh jam 05.30 WIB, katanya acara kantor," kata Arma terisak saat ditemui di rumahnya di Kampung Cimanggis, Mekarwangi, Kota Bogor, Sabtu malam.
Menurut Arma, anak sulungnya Tanti berpamitan Sabtu 8 September 2018 pagi untuk mengikuti acara kantornya ke Cikidang, Kabupaten Sukabumi.
Putri sulungnya itu saat pamit mengatakan, dirinya terpilih sebagai salah satu karyawan yang ikut kegiatan gathering di Cikidang, Kabupaten Sukabumi.
Saat putrinya berpamitan, Arma mendapatkan firasat. Hanya saja dia tidak kuasa melarang, karena anaknya cukup senang terpilih sebagai salah satu karyawan yang ikut rombongan jalan-jalan.
"Anak saya itu baru kerja lima bulan, bagian marketing. Dia lulus dari SMA Borces langsung diterima kerja," katanya.
Peristiwa kecelakaan diketahui oleh Arma pertama kali dari akun media sosial Facebook yang menampilkan informasi terjadinya kecelakaan bus di Sukabumi.
Bus wisata dengan nomor polisi B 7025 SAG terguling masuk jurang dalam perjalanan menuju Cikidang, Sukabumi.
"Saya liat di Facebook ada kecelakaan itu, saya ingat ini bus yang ditumpangi anak saya," katanya tersedu-sedu.
Tak lama kemudian, Arma mendapatkan kabar dari teman kerja anaknya yang menginformasikan tentang kecelakaan, termasuk Tanti yang jadi korban.
Berita yang dia dengar anaknya mengalami patah tulang dan dirawat di RS Sekarwangi, Sukabumi.
"Untung anak saya bukan korban meninggal dunia, tapi bagaimana keadaan anak saya, saya belum tau pasti," katanya menangis.
Tanti Alawiyah, 17 tahun anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Arma seorang ibu rumah tangga dan Tatang, 40 tahun pekerja buruh serabutan.
Hingga kini Arma belum mendapatkan keterangan resmi dari pihak perusahaan maupun pihak berwajib perihal kondisi anaknya.
Di rumah yang cukup sederhana, Arma dan Tatang menanti harap-harap cemas kabar anaknya. Sementara tetangga berdatangan memberikan dukungan moril.
Tatang yang kelihatan bingung, dan cemas tidak bisa berbuat banyak sambil menunggu pagi datang.
"Kami belum tau alamat pasti rumah sakitnya, kami tidak berani jalan malam ini. Rencana besok pagi-pagi berangkat ke Sukabumi," kata Tatang.
Tatang dan Arma berencana mengendarai sepeda motor menuju Sukabumi untuk melihat kondisi sang anak.
Kecelakaan bus masuk jurang sedalam 25 meter, membawa rombongan karya PT Catur Putra Raya Bogor sebanyak 31 orang. Laporan kepolisan 21 orang dinyatakan meninggal dunia akibat kecelakan itu. (ant)
Advertisement