Finalis Miss Grand International Asal Malaysia Pakai Batik
Debra Jeanna Poh merupakan Miss Grand Malaysia 2018. Dia berhak melaju ke ajang Miss Grand International. Penobatannya akan digelar di Myanmar pada 25 Oktober 2018.
Sayangnya, finalis Miss Grand International ini menuai kontroversi karena menggunakan batik Parang dari Indonesia.
Debra menggunakan batik Parang yang dikreasikan menjadi atasan moderen dengan potongan crop top dengan lengan lonceng.
Baju yang dikenakan Debra dalam masa karantina tersebut mendapat cibiran dari netizen Indonesia. "Percuma lu jadi miss-missan kalau masih pakai batik negara lain, terus ngaku-ngaku pula," cemooh seorang netizen.
"Kenapa tidak pakai ciri khas negara kalian sendiri? Kenapa harus pakai ciri khas negara lain? Sudah begitu tidak ada di tag pun negara pemilik, apa bukan ciri-ciri pencuri itu namanya," tuding netizen lainnya.
Netizen semakin emosi lantaran senior Debra, pemenang Miss Grand Malaysia 2017, Sanjeda John membuat pernyataan di Insta Story-nya terkait batik yang disebut dari Malaysia.
"Gosh batik Malaysian pun mau di klim hak milik. My God please forgive their stupidity (Tuhan tolong maafkan kebodohan mereka)," tulisnya seperti itu.
Perang komentar pun makin sengit. Namun sejumlah netizen Indonesia meluruskan bahwa mereka ikut bangga Debra menggunakan budaya dari Indonesia, asalkan tidak diklaim.
"Kami senang kamu pakai batik, sangat cantik, kami bangga... yang kami tidak suka penyataan fans dan pendahulu anda di miss grand yang mengklaim batik milik Malaysia," ujar salah satu netizen asal Indonesia.
Debra pun telah berkomentar tentang pakaian batik yang ia gunakan. "Ini hanya baju yang aku kenakan, dan aku sangat bangga dan buat semua penggemarku yang mendukung terimakasih atas dukungan dan waktunya," ucap Debra di Insta Story-nya. (yas)
Advertisement