Filosofi Kehidupan Orang Jawa, Dalam Lukisan Cak Kandar
Seniman kelahiran Surabaya Cak Kandar, mengambarkan filosofi kehidupan orang jawa dalam lukisannya yang berjudul Jagad Alit Nggumulung Jagad Ageng, Jagad Ageng Nggumulung Jadag Alit.
Lukisan ini dipamerkan dalam acara 'Lokal Wisdom yang digelar oleh Komunitas Perupa Jawa Timur (Koperjati), mulai 20 Januari hingga 3 Februari 2019, di jalan Darmokali 14-16, Surabaya.
Saat ditemui ngopibareng.id Cak Kandar, mengungkapkan arti dalam lukisan yang dibuatnya itu.
"Jagat Alit Nggumulung Jadag Ageng artinya hati kita sudah menggulung hasrat duniawi yang ada. Biasanya ini orang tua yang sudah merasakan pahit manis kehidupan," ujar Cak Kandar yang juga dewan penasehat Koperjati.
Lanjut Cak Kandar, kalau Jagat Ageng Nggumulung Jagat Alit, ini hasrat duniawi yang lebih menguasai hati seseorang. "Biasa ini anak muda yang pikirannya hanya duniawi saja," kata Cak kandar.
Pada lukisan Cak Kandar ini menggunakan simbol obat nyamuk yang memiliki garis mengulung keluar dan tengah obat nyamuk ada gambar hati yang melambangkan jagad alit atau hati manusia.
"Jadi, ini obatnya kan mengulung keluar melambangkan jagad ageng, dan di dalamnya ada hati ini melambangkan jagad alit. Kalau hati menguasai dunia, hidup akan tenang atau adem ayem (dalam Bahasa Jawa), tapi kalau sebaliknya dunia yang menguasai hati maka orang itu akan jadi serakah," kata Cak Kandar.
Lukisan-lukisan itu, kata Cak Kandar, idenya itu datang saat kontemplasi atau perenungan. "Simbolnya tergantung siapapun dan bagaimana pemikirannya," kata seniman asal Surabaya ini.
Selain lukisan tersebut, Cak Kandar juga memamerkan lukisan lainnya berjudul Mantenging Cipto Sumelehing Roso yang artinya manusia harus memiliki fokus dalam hidupnya.
"Orang itu harus fokus, kalau gak fokus gak bisa. Contohnya orang ujian harus dengan belajar, sebab itu ilmu duniawi yang pusatnya ada di otak," katanya.
Dalam lukisan ini, Cak Kandar menggambarkan lingkaran yang lingkari oleh banyak lingkaran lain, disertai garis yang melambangkan rintangan dalam kehidupan.
"Fokus itu berarti ketenangan hati, pikiran dan perasaan. Misalnya orang memanah kalau hanya fokus dengan hadiahnya dia tidak akan dapat, tapi coba fokus dengan sasarannya pasti kena, meskipun semua itu pasti ada rintangannya," kata ayah tiga orang anak ini.
Pria berusia 69 tahun ini mengaku aktif dalam dunia seni sejak tahun 1969 dengan mengembangkan lukisan dari media bulu unggas. Kiprahnya bukan hanya di Indonesia saja melainkan mancanegara, antara lain Singapura, Malaysia, Jepang, Belanda, Jeman, Perancis dan Amerika. (pts)