Filosofi Kebaya Kutubaru Puan Maharani Rancangan Didiet Maulana
Sidang Tahunan MPR RI 2022 semarak dengan gaya para pejabat negara berbusana daerah. Ketua DPR RI Puan Maharani misalnya, ia mengenakan kebaya kutubaru rancangan Didiet Maulana. Untuk pertama kalinya pula, ia memakai karya Didiet Maulana.
Dengan labelnya, Svarna by IKAT Indonesia, Didiet Maulana membuat kebaya berbrokat penuh. Warna terakota, atau Didiet Maulana menyebutnya tembikar.
Melengkapi kebaya tersebut, sebuah selendang yang disematkan di bahu kanan menjuntai ke belakang dan memanjang hingga tersampir anggun di tangan kiri. Sebuah bros mempermanis selendang tersebut.
Kain batik tulis yang menemai kebaya Puan Maharani pun sarat dengan filosofi. Bahkan, hampir setiap elemen motifnya memiliki makna tersendiri.
Dimulai dari batik tulis motif Semen Romo. Menurut Didiet Maulana, motif ini dimaknai sebagai penggambaran dari kehidupan yang bersemi, kehidupan yang berkembang dan sejahtera. "Sebuah pengharapan dan doa untuk kehidupan yang makmur," tulisnya di Instagram.
Didiet Maulana juga mengungkapkan, motif Semen Romo kerap dikaitkan dengan cerita Ramayana yang mengajarkan tentang karakter kepemimpinan Hastha Brata atau delapan jalan ajaran utama.
Karakter tersebut terdiri dari sikap semangat, penuh kasih, bertanggung jawab, berpengetahuan luas, berwibawa, adil, melindungi rakyat dan mengendalikan diri. Karakter yang merefleksikan posisi Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI.
Tak hanya itu, motif batik juga terdiri dari tiga bagian utama yang merepresentasikan ornamen udara, darat dan laut. Keseimbangan dan keadilan, demikian filosofi yang tersirat.
Ada juga motif Tree of Life atau Pohon Hayat melambangkan darat, garuda melambangkan udara, dan motif baito (perahu) melambangkan laut. “Sarat makna, sarat doa dan pengharapan baik yang disampaikan dalam satu helai kain,” pungkas Didiet Maulana.
Puan Maharani menyempurnakan gaya berkebayanya dengan sanggul klasik hasil tatanan Yayuk Paes dan riasan wajah hasil pulasan makeup artis (MUA) Bubah Alfian.