Film Tol Manado-Bitung Borong Penghargaan dari China
Film pendek berlatar belakang proyek pembangunan jalan tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara memborong penghargaan di ajang lomba yang digelar media ternama di China.
Film yang mengisahkan dinamika para pekerja di proyek yang dikerjakan bersama CSCEC Sino Road and Bridge Group Co Ltd dan PT Hutama Karya itu meraih empat penghargaan dari Global Times Online --yang berkantor pusat di Beijing, Jumat, 29 Maret 2019.
Penghargaan itu diraih para pekerja Indonesia karena dianggap terbaik dalam mengambil empat sudut pandang, yakni harapan masyarakat sekitar terhadap proyek tersebut, kebersamaan dalam mengerjakan proyek pembangunan infrastruktur, persaudaraan para pekerja di lereng gunung api, dan percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Film pendek kami kerjakan dalam waktu yang sangat singkat pada bulan ini pula," kata Asisten Manager CSCEC Suriandi saat ditemui setelah menerima penghargaan di gedung People's Daily.
Dia tidak menyangka dalam waktu yang singkat, video yang diambil di seksi I dan seksi II jalan tol Manado-Bitung tersebut menarik perhatian para juri dari kalangan jurnalis senior, mantan diplomat, dan pengajar komunikasi visual di China.
Ajang itu diikuti oleh beberapa negara yang mengerjakan proyek di bawah skema Prakarsa Sabuk Jalan (Belt and Road Initiative) di berbagai benua.
"Kami bangga dengan prestasi anak bangsa di ajang ini," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun setelah didaulat panitia untuk menyerahkan plakat kepada para pemenang dari Indonesia itu.
Wakil Ketua Asosiasi Diplomasi Publik China (CPDA) Chen Yuming merasa bahagia melihat antusiaisme para pekerja asal China dan beberapa negara untuk mengikuti perlombaan tersebut.
"Ada persahabatan para pekerja China dan pekerja asing. Melalui video-video ini kami bisa melihat beberapa perusahaan China ternyata juga secara aktif membangun hubungan antarmasyarakat dan pertukaran budaya," katanya.
Menurut keterangan pihak panitia, video yang berlatar belakang tol Manado-Bitung itu telah dilihat 2,58 juta kali oleh para pengguna Kuaishou, Facebook, dan Twitter.
Salah satu hal yang menarik dari video tersebut adalah jalinan asmara Rudiyanto dan Istiqa, dua warga negara Indonesia dari dua daerah berbeda yang sama-sama bekerja di proyek tersebut. (ant)