Film The Point Men, Hyun Bin Jadi Intel Lawan Teroris
Film The Point Men terinspirasi dari kisah nyata tentang misi penyelamatan turis Korea Selatan yang disandera Afganistan pada 2007 silam. Film ini bergenre laga thriller yang berlatar Timur Tengah. Film The Point Men dibintangi Hwang Jung-min dan Hyun Bin sebagai diplomat dan agen intelijen Korea Selatan dalam misi penyelamatan tersebut.
The Point Men diarahkan oleh sutradara Yim Soon-rye dengan naskah yang ditulis oleh Ahn Yeong-su. Soon-rye juga dikenal sebagai sutradara South Bond (2013), Whistle Blower (2014), dan Little Forest (2023). Selain Hwang Jung-min dan Hyun Bin, film ini juga dibintangi sejumlah aktor Korea. Sebut saja Kang Ki-young, Jung Jae-sung, Kwon Hyuk, hingga Jeon Sung-woo.
Menurut IMDb, film yang pertama kali dirilis pertengahan Januari 2023 ini mendapatkan rating 7,1/10, dan terus meningkat seiring pemutarannya di sejumlah bioskop dunia. Setelah meraih kesuksesan di Korea Selatan, The Point Men dilanjutkan penayangannya di Kanada dan Amerika Serikat pada 27 Januari 2023. Sedangkan di Indonesia baru tayang pada 1 Februari lalu.
Sinopsis The Point Men
Kisah The Point Men bermula dari perjalanan 23 anggota kelompok misionaris Korea Selatan yang berada di Afghanistan untuk menyebarkan agama. Namun, perjalanan berubah jadi peristiwa mencekam karena bus yang mereka tumpangi dihadang kelompok teroris Taliban. Semua warga Korea Selatan yang ada di dalam bus itu diculik untuk dijadikan sandera. Taliban kemudian mengumumkan penculikan itu secara global, hingga diketahui warga Korea Selatan.
Mereka menyandera dengan menuntut sejumlah tebusan, termasuk meminta anggota Taliban yang ditahan Amerika Serikat dibebaskan. Pemerintah Korea Selatan melalui Kementerian Luar Negeri kemudian menugaskan seorang diplomat bernama Jung Jae-ho (Hwang Jung-min) untuk mengatasi krisis tersebut. Jae-ho dikirim ke Afghanistan untuk menyusun strategi diplomasi dan bernegosiasi langsung agar para sandera dibebaskan.
Di sisi lain, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea juga menugaskan agen Park Dae-sik (Hyun Bin) yang merupakan seorang agen intelijen spesialis Timur Tengah. Dae-sik mendapat misi untuk menyelesaikan krisis itu dalam senyap dan seorang diri, seperti yang biasa dia lakukan.
Situasi itu kemudian membuat Jung Jae-ho dan Park Dae-sik saling bersinggungan. Mereka awalnya berselisih paham karena memiliki perbedaan gaya dan pendekatan dalam menjalankan misi.
Dae-sik cenderung lebih mudah berkompromi karena tidak punya kepentingan lain kecuali menyelesaikan misi dan membebaskan sandera. Sedangkan, Jae-ho harus berhati-hati karena setiap langkah diplomasi yang dipilih akan berpengaruh terhadap citra Korea Selatan di mata dunia.
Meski sempat berbeda paham, mereka tetap bisa menemukan jalan tengah sehingga proses negosiasi itu berjalan mulus. Dae-sik dan Jae-ho berhasil meyakinkan salah satu orang paling berpengaruh yang disegani Taliban agar bisa membebaskan sandera.
Namun, misi pembebasan yang hampir berhasil itu malah gagal total akibat gangguan pihak lain yang merusak hasil negosiasi dengan orang Afghanistan tersebut. Dae-sik dan Jae-ho tak punya pilihan lain kecuali bernegosiasi langsung dengan Taliban, tetapi strategi itu ditentang oleh Menteri Luar Negeri karena bisa mencoreng kedaulatan Korea Selatan.
Mereka kembali mencoba berbagai cara dan terus membujuk Menteri Luar Negeri. Pada waktu yang sama, Taliban juga mulai mengancam untuk membunuh satu per satu sandera jika permintaan mereka tidak dipenuhi.