Film Seperti Dendam, Ini Profil Novelis Eka Kurniawan
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas banyak diputar di festival film internasional. Akibatnya, nama penulis novelnya, Eka Kurniawan pun ikut harum. Sebelum Seperti Dendam, alumnus UGM ini telah menelurkan banyak novel dengan pengakuan hingga dari luar negeri.
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Eka Kurniawan menjadi salah satu penulis karya sastra yang digandrungi oleh pembaca, tak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri.
Film yang diadaptasi dari novel berjudul Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas terbit tahun 2014, nama Eka Kurniawan kembali populer. Sebab novelnya banyak diputar dan mendapat pujian di festival film internasional. Eka Kurniawan sendiri terlibat dalam penulisan skenario di film tersebut.
Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas diputar sebanyak empat kali dalam Festival Film Internasional Locarno dan mendapatkan tanggapan yang positif dari para penikmat dan kritikus film.
Film juga diputar di Festival Film Internasional Locarno 2021, mendapat penghargaan Golden Leopard di ajang yang sama, dan terakhir membuka Festival Film Internasional Singapura, 25 November 2021 lalu.
Novel Eka Kurniawan
Selain Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas , Eka Kurniawan juga melahirkan sejumlah novel lain yang mendapat pengakuan internasional.
Laki-laki kelahiran Tasikmalaya pada 28 November 1975 ini mengawali karir di dunia sastra setelah skripsinya untuk lulus dari Fakultas Filsafat UGM, diterbitkan oleh Yayasan Aksara Indonesia, dikutip dari gramedia.com, Minggu 28 November 2021.
Skripsi tahun 1999 itu berjudul Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis.
Karya fiksi pertamanya muncul dalam bentuk kumpulan cerita pendek berjudul Corat-coret di Toilet.
Nama Eka Kurniawan melambung setelah novelnya di tahun 2002 berjudul Cantik Itu Lula berhasil mendunia. Novel ini telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa asing dan menjadi karya yang paling fenomenal.
Sejumlah media asing turut membahas karya Eka Kurniawan yang diterjemahkan berjudul Beauty is Wound, termasuk kolom kritikus film di New York Times.
Novel lainnya adalah Lelaki Harimau tahun 2004, berhasil masuk daftar Long List The Man Booker International Prize 2016 dan diterjemahkan ke dalam lima bahasa asing.
arya-karya Eka Kurniawan sendiri banyak terinspirasi dan terpengaruh dari penulis-penulis sastra lainnya, seperti Pramoedya Ananta Toer, Gabriel Garcia Marquez, dan Fyodor Dostoyevsky. Karyanya dikenal memiliki gaya bahasa yang berani, vulgar, dan blak-blakan.
Sinopsis Novel Seperti Dendam
Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas berkisah tentang sosok pemuda berndama Ajo Kawir. Bersama Si Tokek, Ajo Kawir populer menjadi biang onar, berandalan, dan pemuda yang suka berkelahi.
Semangatnya membuat onar ternyata datang dari upayanya untuk menyembuhkan kondisi impotensi yang dideritanya.
Ajo Kawir mengalami impotensi akibat melihat tragedi pemerkosaan yang dilakukan oleh dua polisi terhadap seorang perempuan sakit jiwa. Akibat ketahuan, ia lantas dipaksa untuk ikut memerkosa korban tak berdaya itu.
Kondisi traumatis itu nampaknya membuat burung Ajo Kawir dalam Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas enggan berdiri. Kisah berlanjut hingga ia bertemu Iteung, sosok perempuan tangguh yang membuatnya jatuh cinta lengkap dengan impotensinya.