Film Panggonan Wingit 2: Miss K, Kisah Nyata Apartemen Angker di Surabaya
Film horor Panggonan Wingit 2: Miss K dipersembahkan oleh Hitmaker Studios. Rumah produksi tersebut bekerja sama Legacy Pictures, Masih Belajar Pictures, dan DT Films. Produser film adalah Rocky Soraya.
Film garapan sutradara Guntur Soeharjanto ini mengambil lokasi syuting di Surabaya, Malang, dan Gunung Bromo. Syuting film dilakukan selama 29 hari. Kehadiran tarian Topeng Malangan dalam film ini pun menambah kental kearifan lokal.
Sebelumnya, Guntur Soeharjanto juga yang menggarap film Panggonan Wingit yang rilis 30 November 2023 lalu. Film yang dibintangi oleh Luna Maya dan Christian Sugiono itu berhasil menembus 1.800.003 penonton setelah tayang selama 21 hari di bioskop.
Cinta Laura Belajar Bahasa Jawa
Ada banyak adegan yang mengharuskan Cinta Laura untuk berdialog dalam bahasa Jawa Timur, untuk memperkuat penggambaran karakternya.
"Di film ini, kita didatangkan coach (pelatih) bahasa Jawa yang kata-katanya dikurasi agar kata yang diucapkan memang bahasa Jawa yang dari Jawa Timur," tutur aktris berusia 31 tahun ini.
"Aku belajar bahasa Jawa nya nggak dari nol ya, bukan kayak orang belajar bahasa baru, tapi dengan dialog yang sudah ada kita adjust dengan bahasa Jawa Timur, dari situ aku mempelajari kata per kata bagaimana mengucapkannya dengan baik dan benar," ungkap perempuan kelahiran Jerman ini.
Pemain Film
Cinta Laura sebagai Alma
Callista Arum sebagai Mia
Arifin Putra sebagai Rayyan
Indra Brasco sebagai Aiman
Intan RJ sebagai Wulan
Yeyen Lidya sebagai Ibu Rini
Sinopsis Film Panggonan Wingit 2: Miss K
Di Surabaya, 1998, setelah ibunya meninggal, Alma dan adiknya, Mia pindah dari Jakarta ke Surabaya karena Alma mendapat pekerjaan sebagai manajer di Apartemen Sasmaya. Apartemen tersebut milik sepasang suami istri, Aiman dan Wulan.
Anehnya, lantai 6 di apartemen itu ditutup dan tidak boleh ada seorang pun yang boleh masuk. Alasannya adalah karena banyak kerusakan di lantai tersebut.
Tetapi karena seorang penghuni terganggu dengan adanya bocor pada plafon unitnya, Alma dan Mia terpaksa masuk ke lantai 6 yang dikunci tersebut. Mereka pun masuk ke unit nomor 610, tempat sekiranya bocor itu berasal.
Tak disangka, mereka melihat sosok seorang perempuan dan anak kecil perempuan misterius di sana yang berkata, "Papat dina, maghrib..." Sejak itu hari-hari Alma dan Mia tak pernah lagi sama. Mereka mulai mengalami teror-teror mengerikan dari dua sosok tersebut.
Ternyata unit 610 itu adalah "Panggonan Wingit", sebuah tempat angker yang akan merenggut nyawa jika dibuka. Siapapun yang membukanya akan melihat sosok seorang wanita dan anak kecil perempuan, lalu empat hari kemudian akan mati dimutilasi di waktu maghrib.
Alma, Mia, dan Rayyan yang merupakan pacar Alma yang juga seorang polisi, melakukan investigasi dan mencari cara supaya mereka selamat. Misteri demi misteri yang penuh teka-teki terkuak. Akankah mereka bisa lolos dari kematian di waktu mereka yang sangat sempit?