Film Merindu Cahaya de Amstel Tayang setelah Tertunda Dua Tahun
Film drama religi Indonesia berjudul Merindu Cahaya de Amstel akan mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada hari ini, Kamis, 20 Januari 2022. Film ini dijadwalkan tayang pada 2020 lalu. Sayangnya, pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 lalu sempat menghentikan geliat industri perfilman Tanah Air. Kini, setelah menanti hampir dua tahun, film Merindu Cahaya de Amstel akhirnya tayang di bioskop.
"Ini syutingnya dua tahun lalu, project ini kita juga tanya-tanya kapan tayang karena kondisi tidak memungkinkan, bersyukur akhirnya bisa tayang di bioskop," kata Amanda Rawles saat konferensi pers.
Film ini dibintangi oleh sederet aktor dan artis ternama tanah air, di antaranya ada Amanda Rawles, Bryan Domani, Rachel Amanda, Ridwan Remin, Ustadzah Oki Setiana Dewi, dan Maudy Koesnaedi.
Film Merindu Cahaya de Amstel merupakan adaptasi dari kisah nyata yang tertulis dalam bentuk novel dan Wattpad oleh Arumi E. Film ini berkisah mengenai bagaimana seorang gadis Belanda yang kemudian memeluk agama Islam. Amanda Rawles akan memerankan karakter Marien Veenhoven yang akhirnya berganti nama menjadi Khadija Veenhoven.
Sosok Khadija ini pernah berada dalam lubang hitam kehidupan, dia mencoba segala hal yang menghancurkan dirinya. Semua yang buruk pernah dia coba sampai Khadija pernah tergeletak tak berdaya di mobil, seperti overdosis narkoba. Namun, Khadija yakin bahwa apa pun yang terjadi, keputusannya untuk memeluk Islam adalah hal terbaik yang pernah ada.
“Dulu hidupku bebas sekali, semua hal buruk pernah kucoba.” Begitulah Khadija bercerita pada Nicholas Van Djick.
Aktor Bryan Domani berperan sebagai Nicholas Van Djick, yakni seorang fotografer non muslim dan pengagum Khadija. Sedangkan Rachel Amanda nantinya akan memerankan tokoh bernama Kamala, sahabat Khadija yang menyukai Nicholas Van Djick.
Selain menghadirkan pemeran Indonesia, film ini pun dibintangi oleh pemeran asli Belanda, Floris Bosma. Dibumbui intrik percintaan dan cinta segitiga dari ketiga pemeran utama. Film ini menambah rasa penasaran penggemar dengan kisah perjalanan mualaf tokoh utama.
Untuk soundtrack film, menjadi pengalaman pertama bagi Brisia Jodie mengisi lagu pada film dengan membawakan karya Tabu ciptaan Melly Goeslaw. Film bergenre drama religi ini pertama kali digarap oleh sang sutradara Hadrah Daeng Ratu. Dia dikenal dengan film-film populernya seperti Makmum (2019) hingga Aku Tahu Kapan Kamu Mati (2020).
Penulis skenario film berdurasi 107 menit ini adalah Oswin Bonifanz dan diproduksi Unlimited Production. Proses syuting dilakukan di Amsterdam di musim dingin.
Profil Penulis Novel Merindu Cahaya de Amstel
Arumi Ekowati atau dikenal dengan nama penanya Arumi E, merupakan penulis kondang yang sudah banyak menuliskan karya berupa buku, novel, cerpen dan juga komik. Perempuan ini lahir di Jakarta pada 6 Mei 1974.
Arumi E sukses dalam dunia penulisan sudah menghasilkan tulisan di berbagai genre seperti cerita anak, romance, teenlit, romance religi dan horor. Ia mengawali kariernya sebagai penulis pada tahun 2005 ketika Cerpen remajanya di muat di majalah remaja Aneka Yes!
Pada 2009, ia mulai menulis cerita anak yang berjudul Menculik Putri Matahari. Dua tahun kemudian, ia mulai menulis novel. Novel pertama dari Arumi E berjudul Saranghaeyo. Selanjutnya, Arume E memproduksi karya-karya terkenal lainnya berjudul Monte Carlo, We Could Be in Love, Second Chance Series Replace, Sepertiga Malam di Manhattan, Road to Your Heart: Love In Ho Chi Minh, TeenLit: Teror Diari Tua, Listen to My Heartbeat, Cinta Valenia dan Merindu Cahaya de Amstel yang telah di filmkan.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah novel We Could Be in Love yang merupakan novel karyanya yang ke-30. Novel tersebut merupakan kelanjutan dari novel Listen to My Heartbeat.
Lulusan Arsitektur Universitas Trisakti Jakarta yang memiliki hobi traveling ala backpacker ke berbagai kota di luar negeri. Traveling bagi Arumi E merupakan sumber ide dan gagasan untuk menulis yang tidak ada habis-habisnya. Ia pun memiliki cita-cita menerbitkan satu novel di setiap kota yang pernah ia kunjungi sebagai bentuk apresiasi.
Selain aktif menulis dengan target harus diterbitkan, Arumi E juga memiliki akun Wattpad @Arumi_e dan aktif membagikan tips and trik menulis. Pada akun Wattpad-nya pun ia aktif membagikan bocoran karyanya yang akan diterbitkan.
Sinopsis Film Merindu Cahaya de Amstel
Film ini mengkisahkan perjalanan seorang spiritul dari seorang gadis asal Belanda yang bernama Marien Veenhoven. Semua yang buruk pernah dia coba sampai Khadija pernah tergeletak tak berdaya di mobil, seperti overdosis narkoba.
Karena kehidupan sebelumnya dia merasa hampa dan tidak bisa menikmati makna hidupnya, akhirnya Marien mencari cara untuk keluar dari hal tersebut. Akhirnya Marien menemukan secercah cahaya untuk menyelamatkan hidupnya dari keterpurukan. Berkat bantuan seorang teman akhirnya Marien pindah keyakinan dan mengubah namanya menjadi Khadija Veenhoven.
Suatu hari di tengah perjalanan Khadija Veenhoven diganggu oleh orang yang tidak dikenal, dengan sigap Nicholaas Van Dijk menolong Khadija. Nicholass Van Dijk merupakan mahasiswa arsitektur yang berprofesi sebagai fotografer di sela kuliahnya. Mulai dari pertemuan tersebut Nicholas penasaran dengan Khadija, karena di lensanya foto Khadija seperti memancarkan cahaya.
Di sisi lain ada Kamala, teman Khadija yang juga dekat dengan Nico. Pria itu memang pada dasarnya baik kepada semua orang. Sehingga Kamala merasakan debaran di dalam dadanya, terlihat salah tingkah setiap di sebelahnya.
Suatu hari Nico berkata pada Kamala bahwa perempuan itu dan Khadija memiliki agama yang sama, tetapi karakter mereka benar-benar berbeda. Di kemudian hari Kamala akan meminta kepada Khadija untuk membantunya menjadi muslim yang baik, Khadija dengan senang hati membantu. Nico tampak terkejut dengan perubahan Kamala.
Namun, Kamala curiga sepertinya Nico dan Khadija saling memiliki rasa yang lebih, sampai akhirnya dia bertanya kepada Khadija, apakah perempuan itu menyukai Nico. Jawaban Khadija sederhana, dia hanya menganggap Nico sebagai teman dan tidak lebih.
Sayangnya, kedekatan Khadija dan Nico menimbulkan rasa marah pada hati Kamala, tampaknya itu karena cemburu. Akhirnya Kamala menyakiti Khadija dengan ucapannya yang menohok, bahwa Khadija jangan sampai tidak sadar bahwa perbuatannya adalah munafik.
Bilangnya tidak suka, tetapi justru kerap berdua dan menghabiskan waktu bersama, itulah yang ada di pikiran Kamala. Ternyata benar, Nico memiliki perasaan pada Khadija, dia bertanya pada perempuan itu apa yang harus dia lakukan untuk menjadi lebih dari sahabat dengan Khadija? Namun, Khadija menjawab bahwa dia tidak pernah memiliki perasaan apa-apa pada Nico.
Nico juga sempat bertanya bagaimana caranya menjadi seorang muslim, temannya menjawab bahwa seharusnya dia tidak masuk ke dalam Islam hanya karena perempuan Islam. Merindu Cahaya de Amstel tampaknya akan menjadi perjalanan cinta yang cukup rumit antara Khadija dan Nico.